Menu

Pernah Dianggap Pembawa Malapetaka, Ini Kisah Chang dan Eng Bunker, Sosok yang Memunculkan Istilah Kembar Siam

Riki Ariyanto 30 Aug 2021, 15:57
Sempat Dianggap Pembawa Malapetaka, Ini Kisah si Kembar Chang dan Eng Bunker Asal Siam Thailand (foto/int)
Sempat Dianggap Pembawa Malapetaka, Ini Kisah si Kembar Chang dan Eng Bunker Asal Siam Thailand (foto/int)

RIAU24.COM - Banyak orang zaman dulu percaya bayi kembar siam dianggap sebagai kutukan atau pertanda buruk. Sehingga karena dianggap dapat membawa malapetaka ada saja kembar siam atau kembar dempat yang kemudian dibiarkan meninggal ketimbang dibiarkan hidup.

Tapi banyak yang tidak tahu istilah kembar siam berasal dari Chang Bunker dan Eng Bunker. Mereka adalah saudara kembar dempet asal Thailand lahir pada 11 Mei 1811.

Awal kelahiran Chang dan Eng Bunker juga menuai pro kontra bahkan ada penduduk desa yang sarankan keduanya mati saja. Termasuk Raja Rama II dari Siam, Thailand juga menyarankan hal itu.

Tetapi ayah dan ibu dari Chang dan Eng memilih mempertahankan mereka. Sebagai informasi Chang dan Eng Bunker cuma memiliki satu tulang dada, satu tulang rawan, dan hati yang terhubung. Makanya setelah berkonsultasi dengan berbagai profesional medis, Chang dan Eng disarankan untuk tidak melakukan operasi pemisahan karena teknologi medis saat itu pun belum mumpuni.

Lalu berkat saudagar asal Inggris yang bertemu secara tidak sengaja dengan Chang dan Eng membawa keduanya ke Amerika Serikat (AS) pada 1829. Keduanya kemudian muncul di sebuah pertunjukan dan mendapatkan popularitas disaat usia masih 17 tahun.

Dalam pertunjukan itu Chang dan Eng Bunker bisa melakukan berbagai atraksi atletik, berlari, jungkir balik, dan berenang. Karena begitu populer Chang dan Eng kemudian mendapat julukan sebagai Siamese Twins. Dari situlah kemudian sebutan kembar siam bagi bayi yang lahir dempet dikenal hingga kini.

Setelah puas dapat ketenaran dan uang yang banyak, pada tahun 1839, Chang dan Eng memilih berhenti dari dunia pertunjukan dan pindah ke North Carolina dan menikah dengan dua kakak beradik. Pernikahan keduanya itu melahirkan l 21 anak.

Kehidupan kembar Chang dan Eng mulai mendapat cobaan. Pada 1870, Chang dan Eng pulang dari Rusia. Saat perjalanan itu Chang mengalami stroke di kapal dan tubuh bagian kanannya lumpuh. 

Akibat kondisi kesehatan Chang, si kembar memutuskan untuk pensiun, meski Eng sehat walafiat. Lalu pada suatu pagi Chang meninggal dunia akibat kondisi kesehatan memburuk. Tetapi Eng yang masih hidup.

Baru dua jam setelah Chang wafat, si kembar Eng yang meninggal dunia. Dikabarkan dokter yang datang waktu itu tak sempat menyelamatkan nyawa Eng Bungker. Di Carolina Utara lah kembar Chang dan Eng dimakamkan diperistirahatan terakhir. Dan istilah kembar Siam masih dipakai hingga sekarang.