Menu

Tolak Green Pass Jadi Syarat Bepergian, Polisi Selidiki Kelompok Antivaksin yang Mengancam Serangan Bersenjata

Riki Ariyanto 10 Sep 2021, 04:57
Tolak Green Pass Jadi Syarat Bepergian, Polisi Selidiki Kelompok Antivaksin yang Mengancam Serangan Bersenjata (foto/int)
Tolak Green Pass Jadi Syarat Bepergian, Polisi Selidiki Kelompok Antivaksin yang Mengancam Serangan Bersenjata (foto/int)

RIAU24.COM - Polisi menyelidiki sejumlah orang dari kelompok antivaksin yang akan menggelar demonstrasi akhir pekan ini. Sejumlah orang dikabarkan bakal protes

memberlakukan dokumen kesehatan Green Pass (semacam sertifikat vaksin Indonesia) sebagai syarat ke sejumlah tempat.

Otoritas Italia Kamis (9/9/2021) penyelidikan sebab adanya ancaman serangan bersenjata oleh kelompok antivaksin. Setidaknya ada delapan nama yang diselidiki polisi terkait dengan ancaman itu sebab menyebarkan hasutan untuk melakukan kejahatan.

Dilansir dari Inews.id, polisi dalam pernyataan yang dirilis menyebut saat ini pihaknya sedang memburu sejumlah orang itu. Dengan pencarian berpusat di enam provinsi termasuk Venesia, Milan, dan Roma.

Delapan orang diselidiki, polisi menyebut bagian dari kelompok yang mengklaim diri “para pejuang”. Polisi menduga mereka bersiap melakukan serangan selama demonstrasi yang dijadwalkan di Roma pada Sabtu (11/9/2021) dan Minggu (12/9/2021). 

Demo akhir pekan itu diadakan sebagai protes dan menentang langkah Pemerintah Italia memberlakukan dokumen kesehatan Green Pass selama pandemi Covid-19.

Pemberlakuan Green Pass telah menuai aksi protes di kalangan masyarakat Italia. Para penentangnya menilai kebijakan tersebut sudah menginjak-injak kebebasan


Para penyelidik polisi menduga kelompok tersebut memakai aplikasi pesan Telegram mengatur kegiatannya. Serta menghasut orang-orang melakukan serangan di kota masing-masing, menurut pernyataan polisi. Tetapi, tidak disebutkan secara jelas apa yang menjadi target serangan kelompok itu

Green Pass diperkenalkan di Italia pada musim panas ini sebagai bagian dari upaya mencegah infeksi virus corona, sekaligus mendorong masyarakat mau divaksinasi.