Menu

Ibu Berprofesi Dokter Ini Bunuh 3 Putrinya Tanpa Motif yang Jelas, Buat Suaminya Kaget Saat Pulang Kerja dengan Penemuan Mayat Berserakan

Amerita 21 Sep 2021, 09:18
Keluarga Dickason
Keluarga Dickason

RIAU24.COM - Lauren Dickason (40) didakwa atas pembunuhan ketiga anaknya; Liane yang berusia 6 tahun dan dua gadis kembar Karla dan Maya yang berusia 2 tahun.

Keluarga itu pindah dari Afrika Selatan ke Selandia Baru dan baru saja menyelesaikan karantina di hotel seminggu sebelum pembunuhan itu terjadi.
zxc1
Polisi dipanggil ke rumah mereka di Timaru pada pukul 10 malam pada hari Kamis (16/9) setelah ayah gadis-gadis itu, Graham Dickason, seorang dokter ortopedi, pulang kerja dan dihadapkan dengan pemandangan yang mengerikan.

Tetangga melaporkan mereka mendengar sang ayah, berteriak, "Apakah ini benar-benar terjadi?!" setelah menemukan tiga mayat putrinya.

Lauren diboyong ke rumah sakit dan didakwa atas pembunuhan ketiga putrinya.
zxc2
"Polisi ingin meyakinkan masyarakat bahwa ini adalah insiden tragis yang terisolasi dan kami tidak mencari orang lain," kata polisi Selandia Baru dalam sebuah pernyataan.

"Penyelidikan atas tragedi ini masih dalam tahap awal, tetapi kami dapat memastikan bahwa tidak ada orang lain yang dicari sehubungan dengan kematian ketiga anak itu."

Dalam sebuah postingan Facebook pada 1 Mei, Lauren Dickason, yang juga seorang dokter, memuji keluarganya sambil memberi selamat pada ulang tahun pernikahan mereka yang ke-15.

“Selamat ulang tahun pernikahan yang ke-15 Graham. Petualangan yang luar biasa. Kami benar-benar telah menciptakan keluarga yang indah dan memiliki banyak waktu yang menyenangkan bersama. Semoga tahun-tahun berikutnya lebih diberkati, lebih bahagia dan semoga anak-anak membiarkan kita tidur,” tulisnya.

Seorang tetangga yang tak ingin disebutkan namanya merasa tragedi ini sangat aneh karena keluarga Dickason adalah keluarga yang baik.

“Ada sesuatu yang sepertinya tak benar. Kami tidak tahu apa yang terjadi. Tidak banyak informasi, tetapi mereka adalah orang-orang yang baik. Ini tak masuk akal,” katanya.

“Saya tidak tahu apakah itu stres karena baru pindah ke Selandia Baru, dikarantina begitu lama dan semuanya, hanya saja tidak menjadi alasan hal itu terjadi," tukasnya.