Menu

Kisah PKPRM Mangrove di Riau: Jutaan Mangrove Untuk Menjaga Batas Negara

Riki Ariyanto 16 Dec 2021, 21:09
Kisah PKPRM Mangrove di Riau: Jutaan Mangrove Untuk Menjaga Batas Negara (foto/ist)
Kisah PKPRM Mangrove di Riau: Jutaan Mangrove Untuk Menjaga Batas Negara (foto/ist)

Rehabilitasi menjadi kegiatan penting karena keberadaan hutan mangrove juga menjadi salah satu sumber penghidupan bagi masyarakat pesisir. Jika mangrove rusak maka dampaknya akan mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat. Di masa pandemi, pemerintah melalui KLHK dan BRGM RI menjadikan kegiatan penanaman mangrove berbasis masyarakat sebagai strategi memberikan stimulus perekonomian, sekaligus mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Total kegiatan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Bengkalis menjangkau lahan seluas 1.292 ha. Tahun 2020 dilaksanakan pada lahan seluas 319 ha, dengan lokasi terluas 100 ha berada di Desa Muntai Barat. Kemudian lanjut di tahun 2021 pada areal lahan seluas 973 ha. Seluruh kegiatan ini melibatkan peran serta masyarakat lokal, seperti Rozita dan kawan-kawan sekampungnya.

''Dari PKPRM Mangrove inilah kami sedikit punya harapan, kelak kampung kami akan terselamatkan dari abrasi. Ini adalah mimpi kami bersama untuk menjaga tiap tapak kampung, agar tidak jatuh ke laut. Lihatlah daratan desa kami terus berkurang,'' kata Rozita menunjuk tepian pantai desa Muntai. Sejauh mata memandang, sejauh itu pulalah dampak abrasi terlihat dengan bertumbangannya banyak pepohonan.

Desa Muntai Barat, Pulau Bengkalis, Provinsi Riau, termasuk dalam lokasi prioritas ketahanan iklim sub sektor pesisir Kementerian PPN/Bappenas (Mahyastuti et al., 2021). Dari riset terdahulu menemukan bahwa dalam kurun waktu antara tahun 1988-2014 saja, abrasi di lokasi terdepan Indonesia yang berhadapan langsung dengan negara Malaysia ini mengalami pengurangan luas daratan hingga 42,5 ha per tahun (Sutikno, 2014). 

''Dulu disitu sebenarnya ada rumah. Sudah jatuh ke laut. Bahkan di kampung sebelah, sudah banyak kebun orang yang tidak terselamatkan. Tiap musim ombak tinggi, hati kami menangis, mau berapa lama lagi pulau ini bisa bertahan dari abrasi? sementara di seberang sana, negara tetangga yang tampak di mata, justru sedang melakukan reklamasi. Daratan mereka bertambah, daratan kita terus berkurang,'' kata Rozita dengan tatapan mata nelangsa.

Ya, kampung Muntai Barat dan sekitarnya berada di salah satu pulau terdepan Indonesia. Jika cuaca terang, perbukitan negara Malaysia, terlihat dari desa mereka. Bila berperahu mesin, hanya butuh waktu kurang dari satu jam saja, sudah bisa jalan-jalan keluar negeri di sini. Begitulah saking dekatnya desa ini dengan negara tetangga.

Halaman: 123Lihat Semua