Menu

Kerokan Dipercaya Dapat Menghilangkan Masuk Angin Malah Akan Menyebabkan Nyeri Pada Kulit Bahkan Pembuluh Pecah

Rizka 1 Jan 2022, 22:39
google
google

RIAU24.COM -  Istilah masuk angin kerap digunakan masyarakat Indonesia untuk menggambarkan rasa tidak enak badan tanpa penyebab yang jelas.

Kebanyakan orang Indonesia, jika mengalami masuk angin biasanya akan diatasi dengan kotoran.

Kerokan sendiri dikenal sebagai terapi pengobatan alternatif dengan menggosok atau menekan bagian permukaan tubuh, yang dipercaya bisa mengeluarkan angin.

Banyak orang meyakini, bekas goresan berwarna merah tersebut adalah tanda adanya angin di dalam ke tubuh. Semakin merah atau terlihat lebih hitam tanda tersebut, maka dipercaya kian banyak pula angin yang masuk ke dalam tubuh.

Orang-orang menganggap kerokan dapat melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilatasi) sehingga aliran darah ke jaringan menjadi lebih baik dan penderita akan merasa badannya agak lebih enak.

Sementara, ada juga yang berpandangan, ketika orang yang dikerok sudah bersendawa, artinya angin telah berhasil dikeluarkan dari dalam tubuh dan sebentar lagi badan akan kembali bugar.

Entah sejak kapan istilah masuk angin beredar di masyarakat. Namun, sudah jelas bahwa diagnosis masuk angin tidak dikenal dalam dunia kedokteran modern.

Melansir Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala, Tanda dan Mitos) karya Dr. dr. Umar Zein, DTM & H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M., garis-haris merah yang muncul di tubuh setelah kerokan bukanlah pertanda angin keluar.

Faktanya, metode menggosok dan menekan permukaan tubuh ini malah menyebabkan nyeri pada kulit. Warna kulit yang berubah setelah dikerok adalah tanda bawa pembuluh darah halus (kapiler) di bawah permukaan kulit pecah. Sebetulnya ini membahayakan, karena ketika pembuluh darah pecah, maka dapat menjadi sarang kuman dan bisa menyebabkan infeksi lokal atau kondisi lebih berat karena kuman terbawa aliran pembuluh darah ke seluruh bagian tubuh.