Menu

3 Mitos Tentang MSG yang Diyakini Masyarakat Indonesia, Berikut Bantahannya

Zuratul 10 Jul 2022, 05:11
Ilustrasi/klikdokter.co.id
Ilustrasi/klikdokter.co.id

RIAU24.COM - Bumbu penyedap monosodium glutamat atau MSG, kerap digunakan sebagai pelengkap rasa untuk masakan karena terbukti bisa meningkatkan rasa gurih pada makanan.

Walaupun aman digunakan, tetapi penggunaan MSG kerap dianggap buruk bagi kesehatan dan kecerdasan.  

Medical Doctor and Health Content Creator dr. Kevin Mak mengatakan bahwa MSG sebenarnya bisa jadi pengganti garam, namun tetap mempertahankan rasa lezat pada masakan.

"Jadi bermanfaat menurunkan kadar natrium. Garam itu tetap kita perlukan, tapi jangan sampai terlalu banyak," kata dokter Kevin dalam webinar bersama Ajinomoto, Selasa (5/7/2022).

Ia menambahkan, penggunaan MSG sebagai pengganti garam juga bermanfaat untuk mengurangi asupan natrium. Sehingga bisa mencegah dari beberapa penyakit, seperti hipertensi, diabetes, hingga stroke. 

Tetapi, menurutnya, ada sejumlah mitos tentang MSG yang masih dipercaya oleh masyarakat. Berikut di antaranya.

1.      Apakah konsumsi MSG dapat menyebabkan kebodohan?

Faktanya, hingga saat ini belum ada penelitian yang membuktikan hubungan MSG secara langsung terhadap gangguan otak.

Dokter Kevin menjelaskan, beberapa jurnal ilmiah justru memaparkan kalau kandungan glutamat yang ada dalam MSG berperan aktif dalam pembentukan memori.

"Karena glutamat adalah asam amino yang berperan sebagai neurotransmitter, itu adalah senyawa yang membantu proses otak tetap berjalan efektif dan optimal.

Ketika tidak menyebabkan kerusakan sel saraf, jadi tidak ada hubungannya terhadap otak, sistem saraf pusat, maupun saraf tepi," jelasnya.

2.      Apakah MSG menyebabkan darah tinggi?

Terkait hal tersebut juga belum ada bukti penelitian yang menghubungkan kadar glutamat atau MSG dapat menyebabkan hipertensi.

Dikutp dari suara.com, Dokter Kevin menyampaikan, menurut data Assosiation Heart American tahun 2022 tercatat kalau penyebab utama hipertensi terbanyak masih karena faktor keturunan dan terlalu banyak konsumsi garam, kebiasaan merokok, juga gaya hidup tidak aktif.

3.      Apakah MSG menyebabkan kanker?

Faktanya, belum ada penelitian yang menghubungkan antara MSG dapat menyebabkan kanker atau keganasan.

Hampir 90 persen kasus kanker karena faktor genetik atau ada mutasi genetik," kata dokter Kevin

Selain itu, risiko kanker juga bisa meningkat akibat kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, paparan radikal bebas, juga infeksi berulang