Menu

Mengenal Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama

Amastya 8 Aug 2022, 09:32
Gua Hira, tempat Nabi Muhammad terima wahyu pertama kalinya dari Allah SWT yang berlokasi di Jabal Nur, Makkah, Arab Saudi /okezone.com
Gua Hira, tempat Nabi Muhammad terima wahyu pertama kalinya dari Allah SWT yang berlokasi di Jabal Nur, Makkah, Arab Saudi /okezone.com

RIAU24.COM Gua Hira merupakan tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad di Gua Hira adalah Surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5.

Gua Hira menjadi tempat Nabi Muhammad SAW menyendiri dari masyarakat yang pada saat itu masih belum menyembah kepada Allah SWT.

Profil Gua Hira dan Jabal Nur

Gua Hira terletak di Jabal Nur, Makkah Arab Saudi, tepatnya di atas puncak Jabal Nur atau biasa disebut Gunung Bercahaya.

Diketahui, tinggi Jabal Nur mencapai 642 meter yang menjadi satu diantara tempat yang paling istimewa dan sering dikunjungi oleh jemaah haji maupun umrah yang ada di Kota Makkah.

Dari Masjidil Haram, Gua Hira terletak sekitar 6 kilometer dari Masjid suci tersebut.

Gua Hira memiliki ukuran 1,75 hasta. Gua bersejarah ini terletak pada tebing yang menanjak dan agak curam walau tidak terlalu tinggi. Untuk mencapai Gua Hira kita harus memiliki fisik yang kuat dan stamina yang prima.

Pendakian Jabal Nur menuju Gua Hira diperlukan waktu sekitar 1 hingga 2 jam karena melewati jalur yang terdiri atas sususnan batu-batu tajam dan licin. Akumulasi waktu sampai ke Gua Hira tergantung pada kepadatan jemaah yang ikut mendaki bukit dengan sudut kemiringan antara 60-70 derajat.

Pada sisi kanan jalan setapak yang menuju ke Gua Hira terdapat banyak toko kelontong yang menjual tongkat untuk membantu pendakian jemaah di Jabal Nur.

Tongkat dibanderol dengan harganya 10 riyal atau setara Rp40.000 (kurs Rp4.000 per riyal). Toko tersebut juga menjual berbagai macam souvenir seperti tas, cincin, kalung serta aneka minuman.

Proses Pendakian ke Jabal Nur


sumber: okezone

Permulaan pendakian ke Jabal Nur dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu agar diberikan kelancaran dan kemudahan menuju puncak dan dapat mencapai tujuan untuk melihat Gua Hira.

Untuk mencapai Gua Hira yang terletak di puncak Jabal Nur, kita harus melewati kurang lebih 1.420 anak tangga. Tangga tersebut diberikan fasilitas berupa pembatas besi yang bisa dijadikan pegangan oleh jemaah.

Jemaah yang ingin mendaki Jabal Nur disarankan membawa persediaan air yang cukup dan diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan.

Diketahui, lokasi menuju puncak Jabal Nur sudah banyak sampah berserakan seperti bungkus makanan hingga botol plastik akibat oknum yang tidak bertanggung jawab.

Agar tidak kelelahan menuju Gua Hira, jemaah bisa mengatur ritme perjalanan dan tidak perlu memaksakan untuk cepat sampai ke puncak.

Dalam jalur menuju Gua Hira terdapat beberapa check point untuk beristirahat dan tempat berteduh dari cuaca panas. Untuk mendaki Jabal Nur disarankan pada pagi hari agar cuaca tidak terlalu panas.

Pada saat menuju Jabal Nur, jemaah bisa menikmati pemandangan kota Makkah dari atas. Terlihat Zamzam Tower menjadi pembeda ketika sudah sampai di puncak Jabal Nur. Diketahui Zamzam Tower menjadi landmark kota Makkah, yang berupa bangunan yang tinggi dibandingkan bangunan disekitarnya

Puncak Jabal Nur

Puncak Jabal Nur cukup luas yang mana di beberapa sisi terdapat pagar dari batu atau besi yang menjadi pegangan. Ada ruangan cukup luas untuk beristirahat bagi 10-15 orang.

Untuk menuju Gua Hira, kita bisa turun sedikit saja tidak terlalu jauh dari puncak Jabal Nur dan jalannya cukup terjal. Di depan Gua terdapat tulisan ‘Gua Hira’ untuk memudahkan jemaah menemukan Gua tersebut.

Sekalipun sudah ada pembatas besi sebagai pegangan, jemaah diingatkan untuk kembali berhati-hati karena jalur ke Gua Hira cukup curam.

Jalur masuk Gua Hira diapit oleh batu yang besar sehingga untuk masuk harus memiringkan badan karena lorong yang sangat sempit. Gua Hira terlihat setelah kita sudah melewati lorong sempit tersebut.

Tempat tersebut memiliki ukuran panjang 4 meter dan lebar 1,5 meter tempat yang nyaman untuk beribadah dan menyendiri. Di tempat bersejarah itu terdapat beberapa jemaah yang memanfaatkan waktu untuk salat maupun berdoa kepada Allah SWT.

(***)