Menu

KTT G20: Joe Biden akan Bertemu Xi Jinping di Bali, Ditengah Meningkatnya Ketegangan Perdagangan, Taiwan

Zuratul 11 Nov 2022, 09:28
Potret Xi Jinping dan Joe Biden. ( CNN Indonesia)
Potret Xi Jinping dan Joe Biden. ( CNN Indonesia)

RIAU24.COM - Gedung Putih mengumumkan pada Kamis (10 November) bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan bertemu dengan pemimpin China Xi Jinping di sela-sela pertemuan G20 di Bali, Indonesia pada 14 November. 

Pertemuan itu akan berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di selat Taiwan karena beberapa analis politik berspekulasi bahwa konflik antara dua negara adidaya atas pulau itu lebih dekat dari sebelumnya. 

Beberapa klaim bahkan dibuat bahwa China dapat menyerang pada awal tahun ini atau tahun depan. 

Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa dia tidak akan membuat konsesi kepada Xi dan bahwa dia fokus untuk menentukan "garis merah" pada kepentingan yang saling bertentangan. 

“Saya sudah memberi tahu [Beijing] saya mencari kompetisi, bukan konflik,” kata Biden.

Sementara itu, seorang pejabat senior pemerintah mengatakan pada hari Kamis bahwa Biden berharap untuk membangun "lantai" untuk hubungan dengan China selama pertemuannya dengan mitranya dari China. 

Pejabat itu menambahkan bahwa presiden AS akan jujur ​​tentang keprihatinannya atas perdagangan, Taiwan dan hak asasi manusia. 

Saat ini, hubungan China-AS sedang mengalami masa sulit, yang semakin memburuk setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada Agustus ke Taiwan, pulau demokrasi berpemerintahan sendiri yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya. 

Setelah Pelosi, beberapa diplomat AS lainnya juga mengunjungi pulau itu, memicu ketegangan antara China dan AS. China bahkan mengklaim, jika diperlukan, akan menggunakan kekuatan untuk menyatukan kedua wilayah tersebut. 

China mengklaim bahwa Presiden Taiwan Tsai Ing-wen akan menentang kebijakan satu negara China dengan mendorong kemerdekaan formal - garis merah bagi negara tersebut. 

Beijing menyatakan bahwa pendekatannya ke Taiwan tidak berubah, tetapi tindakannya terhadap pulau itu menjadi lebih terbuka. Pada kongres yang baru saja selesai, Partai Komunis untuk pertama kalinya mengabadikan penentangannya terhadap kemerdekaan Taiwan dalam konstitusinya.  

Apa yang akan terjadi jika China menyerang Taiwan

Dengan perang Rusia-Ukraina yang sedang berlangsung, dunia telah melihat bagaimana konflik militer antara dua negara menyebabkan masalah besar secara global, Hal yang sama berlaku untuk China-Taiwan juga (jika itu terjadi). 

Jika China menginvasi Taiwan, itu akan berdampak besar pada rantai pasokan global karena pulau itu merupakan pemasok utama semikonduktor—komponen utama dari hampir semua elektronik modern. 

Itu juga akan memicu kemarahan Barat, yang mengarah ke isolasi China dan mendorong Beijing dan Washington lebih dekat dari sebelumnya ke konflik militer langsung. Ini juga akan mengakhiri kebebasan demokratis Taiwan yang telah diraih dengan susah payah. 

(***)