Menu

Presiden AS Joe Biden dan Kanselir Jerman Bersumpah Akan Dukung Ukraina Lawan Rusia

Amastya 4 Mar 2023, 14:21
Presdien AS Joe Biden (kanan) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) bersumpah akan dukung Ukraina lawan Rusia /AFP
Presdien AS Joe Biden (kanan) dan Kanselir Jerman Olaf Scholz (kiri) bersumpah akan dukung Ukraina lawan Rusia /AFP

RIAU24.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berjanji untuk mendukung Ukraina selama dibutuhkan dan menghukum Rusia atas invasinya ke Kyiv, selama pembicaraan mereka yang diadakan di Gedung Putih pada hari Jumat.

Dalam sebuah pengarahan, Presiden Joe Biden mengatakan bahwa dia terakhir kali bertemu Scholz ketika, Rusia sedang mengumpulkan pasukannya, di perbatasan, menambahkan Barat telah bersumpah untuk menanggapi dan bersama-sama kita memenuhi janji itu.

Ini terjadi beberapa jam setelah peringatan dari Rusia ke negara-negara barat atas penyediaan tank dan senjata militer lainnya ke Ukraina, menunjuk ke arah Jerman.

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin mengatakan jelas bahwa ini akan memperpanjang konflik dan memiliki konsekuensi menyedihkan bagi Ukraina.

Kantor berita AFP melaporkan, dalam perjalanan pertama Scholz ke AS sejak Februari 2022, kedua pemimpin menyoroti pendekatan mereka untuk mendukung Kyiv.

Sebagai balasan atas peringatan Rusia, Scholz mengatakan bahwa penting untuk mengirim pesan ke Ukraina bahwa kami akan terus mendukung Kyiv selama diperlukan.

Kunjungan kanselir datang setelah periode hubungan yang sulit, terutama atas pengiriman tank militer yang telah lama dicari oleh para pejabat di Kyiv, yang mereka sepakati pada akhir Januari.

Hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Jerman sangat sensitif.

Ini karena, penerus Biden, Trump menekan Berlin untuk menjatuhkan pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial dari Rusia ke Jerman. Padahal Berlin telah mengambil langkah ini setelah Rusia menginvasi Kyiv.

Kedua pemimpin juga membahas masalah yang berkaitan dengan China.

Mantan diplomat AS Jeffery Rathke mengatakan bahwa pertemuan itu mengirimkan sinyal yang jelas dan persuasif kepada China atas hubungannya dengan Moskow, dengan kedua belah pihak memperingatkan agar tidak mengirim senjata militer ke Rusia.

(***)