Menu

Sedikitnya 20 Tewas Pasca Serangan di Kongo Timur

Amastya 9 Apr 2023, 14:17
Pada hari Kamis, misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo (MONUSCO) mengutuk serangan yang dilakukan oleh ADF dan menewaskan lebih dari 30 orang /Reuters
Pada hari Kamis, misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo (MONUSCO) mengutuk serangan yang dilakukan oleh ADF dan menewaskan lebih dari 30 orang /Reuters

RIAU24.COM - Setidaknya 20 orang tewas di Republik Demokratik Kongo dalam serangan, pada Jumat (7/4/2023), kata pihak berwenang setempat.

Keesokan harinya, ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di sebuah desa di Kongo timur, dalam sebuah pernyataan di saluran Telegramnya.

Ini juga terjadi beberapa hari setelah serangan lain oleh kelompok yang sama di provinsi tetangga Ituri, yang menewaskan 30 orang, menurut misi penjaga perdamaian PBB di Kongo.

Serangan di Musandaba

Serangan tersebut, pada hari Jumat, terjadi di sebuah desa bernama Musandaba yang berada di pinggiran kota Beni, di bagian timur negara tersebut.

“Kami menghitung sekitar 20 orang tewas pada hari Jumat di desa Musandaba,” kata administrator militer regional Kolonel Charles Omeonga, sesuai laporan media. Dia juga mengaitkan serangan itu dengan teroris ADF, lapor AFP. 

Namun, pemimpin masyarakat sipil setempat Patrick Mukohe mengatakan kepada AFP bahwa setidaknya dia menghitung sekitar 21 mayat laki-laki dan perempuan di lokasi pembantaian yang berjarak sekitar 30 kilometer sebelah barat kota Oicha.

Dia juga menyalahkan serangan terhadap ADF (Pasukan Demokrat Sekutu) musuh yang menyergap petani sekitar pukul 16.00 (waktu setempat) dekat desa Enebula.

Keesokan harinya setelah serangan itu, kelompok Negara Islam sendiri mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut dalam sebuah pernyataan di Telegram.

Khususnya, provinsi yang dimaksud adalah salah satu dari dua daerah yang dilanda konflik yang ditempatkan di bawah pemerintahan militer lebih dari setahun yang lalu untuk memerangi kekerasan yang meningkat.

Selain itu, juru bicara militer di wilayah Kivu Utara, Anthony Mwalushay mengatakan para penyerang menggunakan parang untuk menghindari konfrontasi dengan tentara, lapor Reuters.

Serangan sebelumnya oleh ADF dan Negara Islam

Kelompok ADF, yang dikatakan berafiliasi dengan Negara Islam dan awalnya adalah pemberontak dari Uganda telah memperoleh pijakan di DR Kongo timur sejak tahun 1990-an.

Kelompok itu telah dituduh membunuh ribuan orang di negara itu. Namun, sejak 2019, banyak serangan ADF yang diklaim oleh ISIS.

Pada hari Kamis, misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kongo (MONUSCO) mengutuk serangan yang dilakukan oleh ADF dan menewaskan lebih dari 30 orang.

Bulan lalu, Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga $5 juta untuk setiap informasi tentang pemimpin kelompok Seka Musa Baluku, lapor AFP.

(***)