Menu

Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Lahirnya dan Isi Sumpahnya

Zuratul 28 Oct 2023, 08:52
Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Lahirnya dan Isi Sumpahnya. (surakarta.go.id/Foto)
Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober, Sejarah Lahirnya dan Isi Sumpahnya. (surakarta.go.id/Foto)

RIAU24.COM -Sumpah Pemuda adalah sebuah peristiwa bersejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Peristiwa tersebut terjadi pada 28 Oktober 1928.

Sumpah Pemuda ini menjadi tonggak penting dalan penrjuangan kemerdekaan Indoenesia kerena menegaskan tekad para pemuda Indonesia untuk bersatu dan berjuang bersama melawan penjajahan Belanda serta memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Selain itu, sumpah ini menegaskan pentingnya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang bisa menyatukan beragam suku dan budaya di Indonesia.

Sumpah Pemuda kemudian menjadi momen bersejarah yang diabadikan dan diperingati setiap tahun pada 28 Oktober.

Peristiwa Sumpah Pemuda ini menjadi simbol semangat persatuan dan perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Pemuda-pemuda Indonesia sepakat untuk bersatu demi mencapai tiga ikrar besar, yang dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

Isi Sumpah Pemuda

Pertama

Kami, putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.

Kedua

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga

Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sejarah Lahirnya 

Sumpah Pemuda dicetuskan dalam Kongres Pemuda II tanggal 28 Oktober 1928. 

Namun, sebelum itu, para pemuda sudah terlebih dahulu mengupayakan persatuan melalui Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada 30 April sampai 2 Mei 1926 di Batavia.

Tujuan diselenggarakannya Kongres Pemuda I ialah untuk menyamakan persepsi antarberbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. 

Dengan begitu akan terwujud dasar pokok lahirnya persatuan Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Namun, Kongres Pemuda I tidak membuahkan hasil setelah Ketua Kongres, Muhammad Tabrani, tidak sepakat dengan Mohammad Yamin terkait penggunaan istilah bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.

Menurutnya, kalau tanah air dan bangsa bernama Indonesia maka bahasa juga harus disebut bahasa Indonesia. 

Meski demikian, Kongres Pemuda I sudah menunjukkan adanya pemahaman satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Setelah Kongres Pemuda I selesai, beberapa pertemuan diadakan untuk membahas lebih lanjut terkait tindak lanjut dari Kongres Pemuda I.

Setelah dua tahun, para pemuda yang dimotori PPPI (Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia) mengadakan beberapa rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari beberapa organisasi pemuda.

Dari rapat tersebut menghasilkan keputusan bahwa Kongres Pemuda II akan dilaksanakan pada Oktober 1928, dengan susunan panitia sebagai berikut:

Ketua: Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifoeddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: R.C.L. Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohamad Rocjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

(***)