Menu

Jepang Rangkul 100.000 Pekerja Dari Indonesia Yang Kaya Tenaga Kerja

Amastya 15 Dec 2023, 22:26
Jepang adalah negara tertua kedua di dunia dengan usia rata-rata 49 tahun. Sekitar, 28 persen dari populasinya berusia 65 tahun atau lebih. Negara-kota kecil Monako dengan populasi sangat sedikit 36.686 adalah yang tertua, dengan sekitar 36 persen warganya berusia di atas 65 tahun /AFP
Jepang adalah negara tertua kedua di dunia dengan usia rata-rata 49 tahun. Sekitar, 28 persen dari populasinya berusia 65 tahun atau lebih. Negara-kota kecil Monako dengan populasi sangat sedikit 36.686 adalah yang tertua, dengan sekitar 36 persen warganya berusia di atas 65 tahun /AFP

RIAU24.COM Jepang akan melipatgandakan penerimaan pekerja migran Indonesia, menyambut tambahan 100.000 orang selama lima tahun ke depan.

Langkah strategis ini adalah untuk mengurangi kekurangan tenaga kerja Jepang yang meningkat yang dikaitkan dengan populasi yang menua.

Jepang memprakarsai program Pekerja Berketerampilan Spesifik (SSW) pada tahun 2019, bersamaan dengan Program Pelatihan Magang Teknis (TITP), menarik pekerja asing untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Menurut sebuah laporan oleh Badan Kerjasama Internasional Jepang, Jepang membutuhkan 6,7 juta pekerja asing pada tahun 2040 untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan ekonominya.

Indonesia, dengan 70 persen penduduknya berusia antara 17 dan 64 tahun, berupaya memanfaatkan dividen demografisnya dengan mengirimkan tenaga kerja yang substansial ke luar negeri.

Kolaborasi ini tidak hanya akan menjawab kebutuhan tenaga kerja Jepang tetapi juga tingkat pengangguran Indonesia sebesar 5,32 persen, mewakili 7,86 juta orang dewasa usia kerja.

Dody Kusumonegoro, konsul ekonomi pertama di konsulat Indonesia di Osaka, dilaporkan menyoroti peran penting Indonesia sebagai pemasok utama pekerja migran asing ke Jepang, memprediksi pertumbuhan substansial dalam tren ini.

Masuknya pekerja di bawah skema SSW mencapai tonggak sejarah tahun lalu, dengan 12.438 pekerja baru tiba di Jepang, menandai asupan tahunan terbesar dalam catatan.

Pencari kerja muda Indonesia melihat Jepang sebagai tujuan yang menarik untuk kesempatan kerja. Namun, perjalanan para pekerja ini bukan tanpa tantangan.

Sementara beberapa, seperti Catur Purnomo dari Banjarnegara di Jawa Tengah, menemukan kesuksesan di Jepang, yang lain menghadapi penganiayaan oleh agen tenaga kerja, termasuk penyedotan upah dan praktik ilegal.

Kementerian Tenaga Kerja Indonesia telah memberikan izin kepada 362 agen untuk mengirim pekerja ke luar negeri, tetapi 248 di antaranya ditangguhkan izinnya karena pelanggaran kepercayaan dan malpraktik sejak 2015.

Beberapa pekerja menyatakan tantangan dalam beradaptasi dengan kehidupan di Jepang dan menyerukan perlunya pelatihan bahasa yang lebih baik dan kondisi kehidupan yang lebih baik.

(***)