Menu

Perang Israel-Hamas: Blinken Bertemu Erdogan, PBB Peringatkan Gaza Tidak Bisa Dihuni

Amastya 7 Jan 2024, 19:01
Blinken bertemu Erdogan, PBB memperingatkan Gaza 'tidak bisa dihuni' /AFP
Blinken bertemu Erdogan, PBB memperingatkan Gaza 'tidak bisa dihuni' /AFP

RIAU24.COM Perang antara Israel dan Hamas akan memasuki bulan ketiga pada hari Minggu (7 Januari).

Konflik semakin intensif di Jalur Gaza dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan pada hari Sabtu bahwa wilayah Palestina yang terkepung telah menjadi tidak dapat dihuni.

Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa setidaknya 22.722 orang telah tewas di Gaza sejak perang dimulai pada 7 Oktober tahun lalu. Sebanyak 58.166 orang telah terluka sejauh ini.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang dalam tur selama seminggu ke Timur Tengah, melanjutkan diplomasi Washington atas perang.

Kunjungan Blinken dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa konflik akan meluas.

Blinken sudah mengunjungi Turki dan Yunani dan dibiarkan singgah di Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan Mesir.

Berikut adalah pembaruan terbaru dari perang:

> Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul pada hari Sabtu. Dalam sebuah posting di X, Blinken mengatakan bahwa dia dan Erdogan membahas konflik di Gaza, prioritas keamanan bersama sebagai Sekutu NATO, dan keinginan untuk memperluas perdagangan dan investasi bilateral.

> Setelah pertemuannya dengan Erdogan, Blinken tiba di Yunani untuk bertemu Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis dan membahas kekhawatiran Yunani tentang penjualan jet tempur AS ke Turki. Menurut Menteri Luar Negeri Yunani Giorgos Gerapetritis, pembicaraan antara Blinken dan Mitsotakis akan fokus pada perkembangan internasional mengenai perang di Gaza dan Ukraina, dan hubungan bilateral, terutama pada masalah kerja sama energi dan pertahanan, termasuk pasokan F-35.

> Ketika Blinken berangkat ke Timur Tengah, kepala Hamas Ismail Haniyeh meminta Menteri Luar Negeri AS untuk menggunakan turnya selama seminggu untuk mengakhiri agresi Israel ketika konflik meningkat di Gaza.

> Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka menembakkan lebih dari 60 roket ke pangkalan militer Israel sebagai tanggapan atas pembunuhan wakil pemimpin Hamas di Beirut. "Sebagai bagian dari tanggapan awal terhadap kejahatan pembunuhan pemimpin besar Sheikh Saleh al-Aruri perlawanan Islam (Hizbullah) menargetkan pangkalan kontrol udara Meron dengan 62 rudal dari berbagai jenis," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan, kantor berita AFP melaporkan.

> Josep Borrell, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, mengatakan pada hari Sabtu bahwa sangat penting bahwa Lebanon tidak terseret ke dalam konflik. "Sangat penting untuk menghindari eskalasi regional di Timur Tengah. Sangat penting untuk menghindari Lebanon terseret ke dalam konflik regional," kata Josep Borrell saat konferensi pers di Beirut dengan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib.

> Militer AS menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak Sabtu pagi di atas Laut Merah di perairan internasional dekat beberapa kapal komersial. "Sebuah kendaraan udara tak berawak yang diluncurkan dari daerah-daerah Yaman yang dikuasai Houthi yang didukung Iran ditembak jatuh untuk membela diri oleh USS Laboon,” Komando Pusat AS mengatakan dalam sebuah posting media sosial.

> Insiden ini terjadi beberapa hari setelah kelompok 12 negara yang dipimpin oleh AS memperingatkan pemberontak Houthi di Yaman agar tidak melanjutkan serangan mereka terhadap pengiriman Laut Merah. Sejak konflik dimulai, pemberontak Houthi meluncurkan lebih dari 100 serangan pesawat tak berawak dan rudal ke sasaran di Laut Merah.

(***)