Menu

Didepan Puluhan Ribu Jamaah Muslimat NU di GBK, Khofifah: NU Saya Asli atau Tidak?

Zuratul 20 Jan 2024, 12:11
Didepan Puluhan Ribu Jamaah Muslimat NU di GBK, Khofifah: NU Saya Asli atau Tidak?. (X/@geloranews)
Didepan Puluhan Ribu Jamaah Muslimat NU di GBK, Khofifah: NU Saya Asli atau Tidak?. (X/@geloranews)

RIAU24.COM -Ketua Umun PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansah mempertegas ke-NU-annya dihadapan ratusan ribu warga Muslimat yang hadir pada Harlah Muslimat NU ke-78, di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (20/1/2024).

Hal itu disampaikan seolah jadi penegasan atas pernyataan Ketua Umum PKB sekaligus Cawapres 01, Muhaimin Iskandar yang meragukan ke-NU-an seseorang yang tidak memilih Paslon 01 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Khofifah senang karena Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf juga ikut menyatakan ke-NUan dirinya. 

Karena itu, Khofifah kembali menegaskan kepada ratusan jamaah Muslimat NU tentang ke-NU-anya.

"NUnya saya asli apa tidak?," tanya Khofifah kepada jamaah yang dijawab "Asli" oleh ratusan jamaah.

Seperti diketahui Khofifah telah resmi menyatakan dukungannya terhadap Paslon Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Khofifah pun telah resmi menjadi bagian dari Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran. Hal tersebut membuat persaingan dalam perebutan suara NU di Jawa Timur kian ketat.

Pasalnya, Khofifah yang merupakan Ketum Muslimat NU sekaligus Gubernur Jawa Timur mempunyai peluang besar meraup suara NU untuk Prabowo-Gibran. 

Hal tersebut tentu akan mengurangi suara Muhaimin dari kalangan NU, khususnya di Jatim.

Muhaimin adalah politisi dari kalangan NU. Ia merupakan cucu dari salah satu pendiri NU, KH Bisri Syansuri sehingga juga mempunyai peluang meraih banyak suara NU, khususnya di Jatim.

NU sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia menjadi rebutan semua Paslon pada Pilpres 2024. 

Mereka menyadari bahwa dengan merebut suara NU mempunyai peluang besar memenangkan Pilpres 2024. 

Karena itu masing-masing Paslon memasang tokoh-tokoh NU demi meraup suara Nahdliyin. 

(***)