Menu

PKB Sindir TKN Prabowo-Gibran soal Pembahasan Koalisi Pemerintah: Bisa Saja AMIN Menang 

Zuratul 6 Feb 2024, 10:00
PKB Sindir TKN Prabowo-Gibran soal Pembahasan Koalisi Pemerintah: Bisa Saja AMIN Menang. (Foto/PKB)
PKB Sindir TKN Prabowo-Gibran soal Pembahasan Koalisi Pemerintah: Bisa Saja AMIN Menang. (Foto/PKB)

RIAU24.COM - Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran membuka peluang jika kubu lawan ingin bergabung ke kolaisi usai pilpres. 

PKB belum berpikir ke aran sana, karena yang terpenting perlunya mewujudkan terleebih dahulu pemilu yang jujur dan adil. 

"Belum membahas itu, yang terpenting saat ini adalah pastikan dulu proses pemilu dan pilpres berlangsung jurdir, danlegitimate tanpa kecurangan," ucap ketua DPP PKB Daniel Johan, Senin (5/2). 

Daniel meminta agar TKN tak buru-buru bicara koalisi pemerintahan. 

Ia menyebut bisa saja Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang didukungnya menang pada pilpres 14 Februari 2024 nanti. 

"Kita wujudkan hal itu (pemilu jurdil) dulu. Karena bisa saja pasangan AMIN yang menangkan suara rakyat nanti," ujarnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua TKN Prabowo Subinato-Gibran Rakabuming Raka, Habiburokhman, mengatakan pihaknya terbuka dengan kompetitor di Pilpres 2024 jika ingin bergabung koalisi. 

Habiburokhman membuka diri terhadap semua pihak jika memenangkan Pilpres 2024.

"Ya intinya kami siap menjadi pemenang dalam pilpres kali ini, kalau bisa sekali putaran. Kami sebagai pihak yang disebut-sebut akan memenangkan pilpres ini tentu membuka diri, membuka hati terhadap seluruh elemen bangsa," kata Habiburokhman di Media Center TKN Prabowo-Gibran, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Senin (5/2/2024).

Habiburokhman menyampaikan keterbukaan terhadap lawan di Pilpres 2024 bisa berupa bergabung ke dalam kabinet. 

Namun dia juga mengatakan tidak masalah jika lawan Prabowo di Pilpres akan memilih menjadi oposisi.

"Apakah bentuknya harus terakomodir di kabinet? Kami kembalikan kepada orang yang diajak. Kalau orang yang diajak berkenan, ya alhamdulillah. Kita nggak ragu menerapkan sistem semua pihak berkumpul dalam kabinet, karena itu adalah demokrasi Indonesia," jelas Habiburokhman.

"Tetapi apabila teman-teman lebih nyaman sebagai oposisi, misalnya tidak ada di dalam kabinet, kami juga sangat terbuka. Tetap saja sama mulianya. Apakah menjadi partner di parlemen di pemerintahan atau kah menjadi oposisi, bagi kami sama-sama mulianya," ujar Habiburokhman.

(***)