Menu

Ahli Siber Klaim Bongkar Kelemahan Sirekap KPU, Singgung Nama Anies Baswedan 

Zuratul 20 Feb 2024, 10:11
Ahli Siber Bongkar Kelemahan Sirekap KPU, Singgung Nama Anies Baswedan. (X/Foto)
Ahli Siber Bongkar Kelemahan Sirekap KPU, Singgung Nama Anies Baswedan. (X/Foto)

RIAU24.COM -Kejanggalan yang terjadi pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut terkait kelemahannya dalam hal entry data. 

Sirekap dalam sejauh ini masuk jajaran trending topic di Twitter nasional imbas banyak kesalahan input data dari formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke aplikasi tersebut. 

Salah satu lembaga analis media sosial Drone Emprit memberikan contoh terkait kesalahan input data sirekap. 

Kesalahan input data sirekap itu adalah memasukkan atau meng-entry 3,5 juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di salah satu TPS di Lampung. 

Akibatnya, suara paslon 1 sempat naik jadi 31,9 persen. Namun, datanya kembali berubah menjadi 25,4 persen. 

"Netizen tidak tahu kalau kesalahan entri itu sudah dibetulkan, sehingga yang terakhir adalah perolehan yang benar," menurut Drone Emprit.

Senada, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha mengungkap keanehan pada hasil penghitungan suara TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada situs pemilu2024.kpu.go.id.

Pada situs hitung nyata atau real count KPU itu, suara yang dimasukkan ke dalam sistem berbeda dengan lembar C1 dengan selisih sampai 500 suara.

Selain itu, ada keanehan data pengguna TPS di situs KPU tersebut juga berbeda dengan form C1, yakni 236 daftar pemilih tetap (DPT). 

Jumlah suara sah di situs KPU hanya 2 suara, sementara di form C1 mencapai 202 suara.

Yang lebih memprihatinkan, kata Pratama, adalah jumlah perhitungan suara untuk paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. 

Di situs KPU, jumlahnya 617 suara. Angka ini lebih besar 500 suara dari yang tertera di form Plano C1, yakni 117 suara.

Tanggapn KPU 

KPU merespons sejumlah keanehan yang terjadi dalam data sirekap. Ketua KPU Ri Hasyim Asy'ari mengaku tak ada niat memanipulasi suara lewat Sirekap. 

"Kami mohon maaf kalau hasilnya pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya, hitungannya maksudnya dari konversi ke hitungan belum sesuai," ujarnya. 

"Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah-ubah hasil suara. Karena pada dasarnya fomulir C Hasil yang plano diunggah apa adanya," lanjutnya. 

Hasyim mengklaim jumlah kesalahan Sirekap suma 0,64 persen jika dibandingkan dengan total 385.775 yang sudah menggunggah hasil pemilu. 

"Yang ditemukan salah TPS, tidak tepat, formulir tidak terbaca secara sistem dengan tepat, itu kalau dibandingkan dengan yang sudah diunggah 358.775 TPS kurang lebih 0,64 persen atau di bawah 1 persen," klaimnya.

Pihaknya mengaku akan mengoreksi publikasi hitungan suara Pemilu 2024 yang belum sesuai.

"Kalau ada kelemahan akan segera dikoreksi dan kami mohon maaf kalau hasil pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya belum sesuai," kata Hasyim.

"Yang paling penting KPU ini enggak boleh bohong dan harus ngomong jujur," ucap dia, yang sudah kena dua kali Peringatan Keras Terakhir dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), termasuk akibat meloloskan Gibran Rakabuming sebagai cawapres, itu.

(***)