Menu

China Buka Kembali Akses Gunung Everest untuk Orang Asing

Amastya 4 Apr 2024, 17:50
Menurut para peneliti, gletser tertinggi bisa menghilang pada pertengahan abad ini. Butuh 2.000 tahun untuk ketebalan es ini terbentuk, tetapi tingkat kehilangan es yang diukur lebih dari 80 kali lebih cepat /AFP
Menurut para peneliti, gletser tertinggi bisa menghilang pada pertengahan abad ini. Butuh 2.000 tahun untuk ketebalan es ini terbentuk, tetapi tingkat kehilangan es yang diukur lebih dari 80 kali lebih cepat /AFP

RIAU24.COM - Sejak pandemi, China mengizinkan pendaki asing mengakses Gunung Everest melalui Tibet.

Adrian Ballinger, yang telah mendaki Everest delapan kali, adalah salah satu pemandu yang memiliki preferensi untuk rute Tibet untuk mendaki gunung tertinggi di dunia, dibandingkan dengan rute Nepal yang lebih terkenal.

Tahun ini, Alpenglow Expeditions, perusahaan Ballinger akan memimpin sekelompok pendaki.

Semua pass untuk menggunakan rute Cina ke atas gunung, yang dikenal di Cina sebagai Qomolangma, didistribusikan oleh China Tibet Mountaineering Association (CTMA) bukan pejabat pariwisata atau dewan di Beijing.

Namun, juga tidak ada pengumuman resmi yang dirilis oleh pemerintah China yang memberi tahu publik bahwa tiket masuk akan diberikan.

“Cara terbaik bagi pendaki non-Cina untuk mengetahui bahwa sisi Tibet Everest akan terbuka adalah ketika CTMA mengirimkan daftar harga untuk musim ini. Daftar ini termasuk biaya yak, yang membawa peralatan naik turun gunung, pemandu lokal, penerjemah dan transportasi dari ibukota Tibet Lhasa ke Everest Base Camp,” kata Ballinger.

Orang asing yang mendapatkan visa turis ke China juga harus mendapatkan visa terpisah untuk Tibet, yang merupakan wilayah semi-otonom.

Periode untuk mendaki Everest biasanya antara akhir April dan pertengahan Mei.

Tim Ballinger akan tiba di China pada 25 April setelah pra-aklimatisasi di rumah untuk menghemat waktu.

"Mendaki dari sisi China dulu lebih dikagumi daripada mendaki dari sisi Nepal. Dari sekitar tahun 2000 hingga 2007, pihak China adalah pihak yang lebih populer, dan umumnya dipahami bahwa alasan itu lebih populer adalah karena lebih aman," jelas Ballinger.

Namun, China mengadakan Olimpiade Musim Panas di Beijing pada tahun 2008.

Api Olimpiade pergi ke Everest sebelum mencapai ibukota, meskipun sudah ada kelompok pengunjung yang bersiap untuk mendaki gunung tertinggi di dunia.

Ballinger menjelaskan, "Mereka menutup gunung sepanjang musim delapan hari sebelum kami semua tiba di gunung pada tahun 2008, dan banyak orang kehilangan banyak uang."

"Dan sebagai hasil dari pilihan itu, bisnis tahun itu pindah ke pihak Nepal,” tambahnya.

(***)