Erizal Muluk: Penentu Ketua Golkar Riau Ada di Tangan Pemilik Suara
Sejumlah nama lain, seperti anggota DPR RI Yulisman dan Karmila Sari, juga sempat disebut-sebut. Menurut Erizal, keduanya juga memenuhi syarat dan berpotensi menambah dinamika Musda.
Meski banyak nama beredar, Erizal menekankan pentingnya Musda yang berjalan demokratis dan kompetitif. Ia tidak menyarankan mekanisme aklamasi, karena dikhawatirkan akan menimbulkan friksi antar kader. “Lebih baik ada pertarungan sehat seperti dulu. Jangan sampai muncul pengkotakan. Pilkada dan Pemilu sudah selesai, ini waktunya kembali bersatu,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan agar semua kader tetap solid dan tidak membawa kepentingan pribadi ke dalam proses politik partai. “Kalau ada yang ancam pindah partai karena beda pilihan, itu hanya gertakan politik. Yang penting sekarang adalah membesarkan partai, bukan memperjuangkan kepentingan masing-masing,” ujarnya.
Terkait peluang SF Hariyanto, Erizal menilai semua bergantung pada keputusan DPP. “Kalau aturan tak berubah, ya SF tak bisa maju. Tapi jika diubah, jalannya terbuka. Kita tunggu saja bagaimana sikap DPP nanti,” ungkapnya.
Musda Golkar Riau diprediksi akan berlangsung menarik, terutama jika berlangsung tanpa intervensi perubahan aturan. Di tengah menguatnya dua nama utama, harapan akan lahirnya pemimpin baru yang mampu menyatukan kader dan memperkuat posisi partai di Riau pun terus bergulir.
“Siapa pun yang terpilih nanti, saya berharap dia adalah sosok yang mampu membesarkan partai, bukan hanya mengejar jabatan. Ia harus menyatukan kader, melakukan evaluasi, dan membawa Golkar lebih baik ke depan,” tutup Erizal Muluk.