Peternak Binaan RAPP Sukses Pasok Puluhan Sapi Kurban Setiap Tahun
Sartijan selaku ketua kelompok memang tegas, mewajibkan setiap anggota mengikuti pelatihan, baik dasar maupun lanjutan, untuk meningkatkan kemampuan teknis beternak sapi. Materi pelatihan yang langsung diberikan oleh dokter hewan dari RAPP, mencakup cara pemberian pakan, mengenali gejala penyakit ternak, hingga pengelolaan kesehatan hewan.
“Kami sangat terbantu dengan adanya pendampingan dokter hewan yang rutin memantau kesehatan ternak. Bahkan, kami juga dibantu mencarikan pasar sehingga kami bisa fokus menyediakan sapi sesuai permintaan,” ujar Sartijan.
Katanya, momen Iduladha menjadi puncak penjualan sapi bagi kelompok mereka. Dalam satu musim kurban, mereka bisa memasok hingga 70–80 ekor sapi ke berbagai masjid, termasuk kepada masjid yang berada di Riau Kompleks PT RAPP. Harga jual rata-rata per ekor sapi sekitar Rp19 juta. Maka dalam hitungan kasar, omzet kelompok ternak ini bisa mencapai sekitar Rp1,2 miliar di momen Iduladha.
Tidak hanya fokus pada keuntungan utama, kelompok ini juga memanfaatkan limbah peternakan, yakni kotoran sapi, untuk diolah menjadi kompos. Inisiatif ini lahir dari pendampingan RAPP yang mendorong pemanfaatan hasil samping untuk mendukung ekonomi sirkular di tingkat desa.
Jeni Febrianto, Agribusiness Program Officer CD RAPP, sekaligus dokter hewan yang berperan sentral dalam mendampingi peternak binaan secara menyeluruh, rutin melakukan kunjungan ke para peternak mitra bina. Selain memastikan kesehatan ternak, Jeni juga memantau setiap aspek perkembangan kelompok, mulai dari sistem pemeliharaan hingga strategi pemasaran.
“Kami rutin melakukan kunjungan setiap dua bulan sekali. Tugas kami tidak hanya memeriksa kesehatan ternak. Program ini juga memastikan bagaimana kelompok berkembang. Mulai dari sistem pemeliharaan, pengolahan pakan, hingga sistem pemasaran,” ungkap Jeni, sembari menegaskan pentingnya pendekatan holistik dalam pemberdayaan peternak.