Fenomena One Piece Dinilai Pakar Sebagai Ekspresi Sosial Bukan Makar
“Omong kosong kalau selama ini dibilang, sampaikan saja kalau ada keberatan. Lewat mana? Melalui apa? Ya ini (viral) salah satu caranya (masyarakat protes),” lanjut Risal.
Pengibaran bendera bajak laut ini, kata dia bukanlah upaya makar, tapi hanya fenomena sosial semata, yaitu konformitas atau conformity.
“Kalau makar kan harus terorganisir, ada yang memimpin, ada yang mengarahkan. Ini (bendera One Piece) kan idenya, secara sosiologis, conformity, orang ikut melihat satu fenomena, dia ikut meramaikan,” jelas Risal.
Ia menilai, pengibaran Jolly Roger ini mencerminkan kekecewaan publik terhadap sejumlah kebijakan pemerintah, termasuk beban pajak yang semakin tinggi.
Beban tersebut, katanya, membuat sebagian masyarakat merasa dijajah oleh bangsanya sendiri.
“Kalau 80 tahun lalu kita dijajah oleh bangsa asing, sekelompok orang punya ide yang mengibarkan bendera One Piece ini beranggapan bahwa, sekarang ini justru kita dijajah oleh bangsa kita sendiri,” kata Risal.