Influencer Nepal Tuding Banyak Pelajar Wanita Diperkosa hingga Tewas karena Ikut Demonstrasi
"Para demonstran damai, kebanyakan siswa berseragam, tewas. Perempuan dan anak perempuan diperkosa di rumah mereka sendiri karena mereka menentang korupsi... Orang-orang menghadapi kekerasan oleh mereka yang seharusnya menjaga mereka... Peluru yang ditembakkan seharusnya peluru karet, tetapi ternyata bukan. Polisi seharusnya melindungi warga, bukan membunuh mereka," ujarnya.
Menurut Drishti Adhikari, seorang TikToker dari Nepal, sebagian besar demonstran tidak bersenjata dan damai, tetapi "pemerintah membalas kami dengan gas air mata, peluru karet, dan kemudian tembakan langsung."
"Di antara korban tewas, salah satunya adalah seorang siswa berseragam sekolah, terlihat tewas di jalan. Prinsip dasar PBB tentang penggunaan kekuatan dan senjata api menyatakan bahwa kekuatan mematikan hanya dapat digunakan sebagai upaya terakhir, semata-mata untuk menyelamatkan nyawa dan tidak pernah untuk membubarkan kerumunan bersenjata atau di tempat yang terdapat anak-anak," katanya.
"Apa yang terjadi tidak sesuai hukum dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia internasional."
Sebuah video juga viral dari Nepal, di mana seorang perempuan, yang tampaknya seorang dokter, mengklaim bahwa petugas polisi memasuki rumah sakit dan menembak pasien di sana.
"Bagaimana mungkin mereka menembak di dalam rumah sakit? Rumah sakit adalah tempat yang damai, tempat yang aman, bagaimana mungkin mereka menembak di dalam rumah sakit?" katanya, seraya menambahkan bahwa seluruh bangsa telah bergabung dengan Gen Z dalam gerakan mereka.