Bos BI Buka Suara Rupiah Babak Belur Digebuk Dolar AS
Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai rupiah sejak awal tahun sebetulnya cukup kuat karena didorong oleh intervensi dan tingkat suku bunga oleh BI. Namun, pemangkasan suku bunga oleh BI beberapa kali cukup mengagetkan investor.
Ditambah, pergantian Menteri Keuangan yang berujung pada kebijakan fiskal yang lebih longgar dan stimulus juga ikut menekan rupiah.
"Selain itu revisi UU P2SK juga membuat investor khawatir independensi BI dan mandat bank sentral yang tidak lagi hanya fokus pada inflasi dan nilai tukar. Usaha pemerintah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dipandang bisa mengorbankan rupiah. Dampaknya bisa pada inflasi dan defisit anggaran yang meningkat," ujarnya kepada detikcom.
BI melakukan langkah intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun, hal ini dapat menggerus cadangan devisa. Menurutnya, pemerintah perlu mengkaji kembali kebijakan ekonomi-ekonomi, seperti menurunkan anggaran untuk program makan bergizi gratis yang dinilai terlalu besar.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi menilai secara internal, pasar dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang dinilai tidak pro pasar, seperti penolakan program tax amnesty.