Mamdani dan tim transisinya melihat lonjakan lamaran tidak hanya melalui sudut pandang orang-orang yang ingin mendapatkan pekerjaan di pemerintahannya tetapi juga sebagai cap persetujuan atas kepemimpinannya dan ideologi sosialis demokratiknya dari warga New York.

"50.000 pelamar membuktikan kesiapan mereka untuk membantu melaksanakan pekerjaan ini di semua tingkat pemerintahan," ujar Elana Leopold, direktur eksekutif transisi Mamdani.

"Dan para pelamar ini semakin memperkuat gerakan ini, dan pemerintahan yang akan datang ini," ungkapnya.

Sosialis Demokrat berusia 34 tahun dan anggota dewan negara bagian dari Queens mengejutkan pendirian politik dengan memenangkan pemilihan wali kota New York pada tanggal 4 November, mengalahkan tokoh politik besar seperti Curtis Sliwa dari Partai Republik dan mantan Demokrat Andrew Cuomo, yang mencalonkan diri secara independen.

Mamdani menjadi wali kota Muslim pertama, Asia Selatan, dan termuda di kota tersebut.

Kebijakan-kebijakan utamanya, seperti pembekuan sewa di seluruh kota, pembangunan 200.000 rumah permanen yang terjangkau, serta peningkatan besar dalam transportasi umum kota, menyentuh hati kelas pekerja dan kaum muda.