China Airlines Layani Rute Jakarta-Makasar, Begini Penjelasan Menteri Perhubungan
RIAU24.COM - Media sosial dihebohkan dengan munculnya postingan tiket pesawat maskapai asing China Airlines yang melayani rute domestik Jakarta- Makassar dengan nomor penerbangan CI9798 CGK-UPG. Informasi ini sontak memicu kontroversi karena maskapai asing itu belum mendapat izin untuk mengudara di Indonesia.
Menanggapi kabar adanya maskapai China yang sudah beroperasi tanpa izin, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, membantahnya. Ditegaskannya, China Airlines bukan membuka rute domestik melainkan kerjasama melalui code share dengan maskapai Garuda Indonesia.
"Tidak ada, sebenarnya tidak ada, itu code share, antara Garuda dengan itu (China Airlines)," kata Budi saat dikonfirmasi di Kantornya, Jakarta, Jumat (14/6), seperti dilansir sindonews.
Pengamat penerbangan, Alvin Lie dalam cuitannya di twitter juga menjelaskan mengenai hal tersebut. "Benar ada penerbangan CI9798 CGK-UPG. Namun tidak benar bahwa airlines Taiwan tersebut melakukan pelayanan penerbangan domestik CGK-UPG. Penerbangan CI9798 merupakan kerjasama Code Share dengan Garuda. Nomor penerbangan aslinya adalah GA-612," tulisnya.
Menurutnya, kondisi tersebut merupakan hal lumrah terutama bagi maskapai yang tergabung dalam sebuah tim. "GA bekerjasama Code Share dengan banyak airlines asing baik SkyTeam maupun diluar SkyTeam. Dalam kasus CI9798, penumpang dari Taiwan membeli tiket China Airlines, kemudian China Airlines mengalihkannya kepada GA untuk melaksanakan pengangkutan. Demikian juga penumpang di Indonesia bisa membeli tiket GA untuk terbang di berbagai negara dimana sebenarnya GA tidak operasikan penerbangan," jelasnya.
Untuk penerbangan Code Share, sambungnya, maskapai penerbit tiket berhak mencantumkan nomor penerbangan sendiri walau yang mengangkut adalah maskapai asing mitra. "Pada papan informasi keberangkatan, mudah dilihat penerbangan Code Share menampilkan beberapa nomor penerbangan untuk penerbangan yang sama. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan kita tentang operasional transportasi udara," tutupnya.***