Kisah Tentang Perselingkuhan, Buku Kenapa Layangan itu Harus Putus? Sudah Terbit
RIAU24.COM - Penerbit REQBook menerbitkan buku berjudul Kenapa Layangan Itu Harus Putus? yang menceritakan kisah tentang perselingkuhan.
Buku yang ditulis oleh AD Prasetyo dan Khafidlul Ulum itu resmi terbit di Perpustakaan Nasional (Perpusnas) pada 28 Juli.
Di dalam buku terdapat 9 kisah pilu tentang perselingkuhan yang terjadi pada istri para aparat.
AD Prasetyo menceritakan di awal proses pembuatan bukunya, ibu-ibu ini mendatangi dan terasa putus asa dengan cerita pilu yang diterimanya tersebut.
"Saya awalnya ditemui oleh ibu-ibu ini agar kisahnya dimuat, saya pun punya ide untuk menjadikannya buku dan mengumpulkan sejumlah narasumber lainnya yang punya nasib serupa," katanya dalam keterangan yang diterima.
AD Prasetyo menggandeng penulis lainnya yakni Khafidlul Ulum yang juga memberikan judul Kenapa Layangan Itu Harus Putus?.
Menurut keterangannya, judul ini sengaja dipilih karena memiliki metafora 'layangan' dan kisah mengenainya sempat viral beberapa waktu lalu.
"Loh kok pas kita menulis tentang persoalan rumah tangga yang dialami sama istri-istri para aparat seperti itu. Lama sih diskusinya, 'ini apa yang paling menarik?' Jadi kita sepakat judul pake pertanyaan saja, 'Kenapa Layangan Itu Harus Putus?' Nah jawabannya ada di buku itu, tergantung kasus masing-masing," kata Ulum.
Ia mengatakan bahwa dalam buku tersebut menceritakan kisah para istri aparat mulai dari dikhianati hingga ditelantarkan dengan tidak diberi nafkah oleh suaminya.
"Jadi background judul buku itu sebenernya sempat debat juga sama Mas Tyo, akhirnya kita kasih subjudul di bawahnya 'Kisah-kisah Pilu Istri Aparat' agar menjelaskan bahwa buku ini menceritakan istri-istri aparat yang menjadi korban," katanya.
Saat peluncuran buku, ahli Psikologi forensik Reza Indragiri turut hadir. Dia mengatakan buku tersebut mengingatkan pada pernyataannya tahun 2004 di salah satu sekolah kedinasan aparat.
"Saya katakan bahwa di organisasi ini ada tiga perilaku, yaitu perilaku korup, brutal dan ketiga seks. Tapi ketika ditanya berapa fenomenanya, angkanya? saya tidak bisa sebutkan," kata Reza.
Namun, ia mengatakan bahwa dalam buku tersebut bisa menjadi amunisi bagi dirinya untuk mendalami tesisnya bahwa di organisasi penegak hukum terdapat penyimpangan seperti korup, brutal dan seks.
Jika buku tersebut hanya menceritakan terkait dengan kisah pilu para istri aparat, Reza berharap akan ada penerbitan buku selanjutnya yang menceritakan tentang kisah pilu para suami yang menjadi korban.
"Karena realitanya adalah sejumlah kasus yang saya tangani dan membawa saya ke ruang persidangan adalah kasus-kasus perselingkuhan yang dilakukan oleh para istri," katanya.
"Perbedaannya adalah kalau perempuan berderai air mata, laki-laki murka. Tapi apakah kemudian tidak ada rasa sakit hati? Saya yakin rasa sakit hati itu ada," tukasnya.
(***)