Serangan Udara Israel Targetkan Satu-satunya Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza

Amastya 13 Apr 2025, 22:00
Orang-orang memeriksa kerusakan akibat serangan Israel di rumah sakit Al-Ahli, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis atau Ahli Arab, di Kota Gaza pada 13 April 2025 /AFP
Orang-orang memeriksa kerusakan akibat serangan Israel di rumah sakit Al-Ahli, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis atau Ahli Arab, di Kota Gaza pada 13 April 2025 /AFP

RIAU24.COM - Pasukan Pertahanan Israel dan Shin Bet mengatakan serangan udara menargetkan pusat komando Hamas di Deir al-Balah, Gaza tengah pada hari Minggu (13 April).

Menurut media Palestina, serangan itu menghantam gedung munisipalitas Deir al-Balah, menewaskan sedikitnya tiga orang.

Militer Israel mengatakan beberapa anggota Hamas berada di lokasi tersebut pada saat serangan terjadi.

“Anggota Hamas menggunakan kompleks tersebut untuk melakukan serangan terhadap Israel dan tentaranya dan merencanakan serangan lebih lanjut,” kata IDF dan Shin Bet.

Satu-satunya rumah sakit yang berfungsi di Gaza hancur

Badan pertahanan sipil Palestina mengatakan bahwa angkatan udara Israel menargetkan rumah sakit al-Ahli, yang juga dikenal sebagai rumah sakit Baptis atau Ahli Arab.

Rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya rumah sakit yang masih beroperasi di kota Gaza setelah fasilitas medis di wilayah utara jalur tersebut dihancurkan.

Badan tersebut mengatakan serangan itu menyebabkan kerusakan pada gedung bedah dan stasiun pembangkit oksigen untuk unit perawatan intensif.

“Meskipun tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dalam serangan itu,” kementerian kesehatan Gaza mengatakan bahwa seorang anak meninggal selama evakuasi karena mereka tidak dapat memberikan perawatan darurat.

Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh dalam sebuah pernyataan bahwa rumah sakit tersebut adalah pusat komando dan kendali yang digunakan oleh kelompok militan Palestina Hamas.

“Kompleks itu digunakan oleh teroris Hamas untuk merencanakan dan melaksanakan serangan teror terhadap warga sipil Israel dan pasukan IDF,” kata militer.

Badan pertahanan sipil Palestina mengatakan bahwa dokter dan pasien hanya diberi waktu sekitar 20 menit untuk mengevakuasi gedung.

Sementara IDF mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi bahaya bagi warga sipil dan mengeluarkan peringatan dini.

(***)