WTO: AI Dapat Meningkatkan 37 Persen Perdagangan Global pada Tahun 2040 Jika Kebijakan Inklusif Diadopsi

Amastya 18 Sep 2025, 13:40
AI dapat membentuk kembali perdagangan dan ekonomi dunia /AI
AI dapat membentuk kembali perdagangan dan ekonomi dunia /AI

RIAU24.COM AI sedang mentransformasi hampir segalanya saat ini. Dan AI dapat secara signifikan mengubah cara barang dan jasa diperdagangkan di seluruh dunia.

Sebuah laporan terbaru dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang dirilis pada hari Rabu menyatakan bahwa AI dapat meningkatkan nilai perdagangan global sebesar 34-37 persen pada tahun 2040 jika didukung oleh kebijakan yang tepat.

Menurut Laporan Perdagangan Dunia, pertumbuhan ini juga dapat mengangkat Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 12-13 persen, menjadikan AI sebagai pendorong utama perluasan ekonomi masa depan.

Wakil Direktur Jenderal WTO, Johanna Hill, mengatakan AI dapat menjadi titik terang bagi perdagangan di lingkungan perdagangan yang semakin kompleks.

Bagaimana AI dapat meningkatkan perdagangan

Laporan WTO menyoroti bahwa AI memiliki potensi untuk menurunkan biaya perdagangan, meningkatkan produktivitas, dan membuat perdagangan internasional lebih cepat dan lebih efisien.

Biaya yang berkurang : AI dapat membantu bisnis memangkas biaya dalam logistik, kepatuhan peraturan, dan komunikasi.

Komunikasi yang lebih cepat : Alat penerjemahan berbasis AI dapat membuat komunikasi lintas batas lebih mudah dan murah, membantu bisnis kecil terhubung dengan pasar global.

Pertumbuhan ekspor : Negara-negara berpenghasilan rendah dapat melihat ekspor mereka meningkat hingga 11 persen, asalkan mereka berinvestasi dalam infrastruktur digital yang lebih baik.

Misalnya, penjual kerajinan tangan India dapat menggunakan terjemahan bertenaga AI untuk menjangkau pembeli di Eropa tanpa kendala bahasa, sehingga meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya.

Tantangan dan risiko

Meskipun peluangnya sangat besar, WTO memperingatkan bahwa AI juga dapat memperlebar kesenjangan ekonomi jika tidak dikelola dengan hati-hati.

Laporan tersebut menyatakan, “Banyak pekerja, dan bahkan seluruh perekonomian, bisa tertinggal tanpa kebijakan inklusif.”

Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala mendesak pemerintah untuk fokus pada:

  • Meningkatkan pendidikan dan keterampilan digital
  • Menawarkan program pelatihan ulang bagi pekerja
  • Memperkuat jaring pengaman sosial bagi mereka yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi

Ia berkata, "AI dapat mengubah beberapa pekerjaan sekaligus menggantikan pekerjaan lainnya. Mengelola pergeseran ini sangat penting untuk memastikan manfaatnya didistribusikan secara adil."

Seruan untuk kebijakan global yang adil

Untuk mendapatkan manfaat penuh dari AI, WTO menekankan perlunya aturan perdagangan yang dapat diprediksi dan tarif yang lebih rendah pada bahan yang penting untuk teknologi AI, seperti semikonduktor.

Perdagangan global telah menghadapi gangguan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk tarif yang lebih tinggi yang diberlakukan oleh pemerintah AS, yang telah memengaruhi rantai pasokan.

Dengan mengurangi hambatan dan mendorong inovasi, AI dapat menciptakan ekonomi global yang lebih adil dan lebih terhubung.

AI dapat meningkatkan perdagangan global dan PDB secara dramatis pada tahun 2040, menurut WTO. Namun, tanpa kebijakan yang kuat, AI dapat meningkatkan ketimpangan antarnegara dan antarpekerja.

Laporan tersebut menghimbau pemerintah untuk mengadopsi strategi inklusif, mengurangi hambatan perdagangan, dan berinvestasi dalam infrastruktur digital sehingga semua negara dapat memperoleh manfaat dari revolusi AI.

(***)