Diduga Berselisih dengan Putin, Kremlin Buka Suara soal "Hilangnya" Menlu Kawakan Rusia Sergei Lavrov
RIAU24.COM - Pemerintah Rusia membantah laporan adanya perselisihan antara Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Hal ini disampaikan menyusul absennya Lavrov dalam sejumlah agenda penting dan munculnya spekulasi soal masa depannya di kabinet.
Kabar ketegangan Lavrov-Putin mencuat setelah laporan media menyebutkan, adanya percakapan telepon menegangkan antara Lavrov dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio.
Percakapan tersebut disebut-sebut menjadi penyebab pembatalan rencana pertemuan puncak antara Putin dan Presiden AS Donald Trump.
Absennya Lavrov dalam pertemuan penting Kremlin yang disiarkan televisi terkait uji coba nuklir pekan lalu, serta ketidakhadirannya sebagai perwakilan Rusia dalam KTT G20 di Afrika Selatan akhir bulan ini, turut memperkuat dugaan tersebut.
Padahal, dalam forum seperti G20, Lavrov biasanya menjadi delegasi utama mewakili Putin.
“Semua laporan ini sepenuhnya tidak benar,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, menjawab pertanyaan dari kantor berita AFP, Senin (10/11).
Peskov menambahkan, Lavrov masih aktif menjalankan tugas-tugasnya sebagai menteri luar negeri.
“Ketika ada acara publik yang sesuai, Anda akan melihatnya hadir,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov berbicara kepada wartawan selama konferensi pers selama sesi ke-76 Majelis Umum PBB, Sabtu, 25 September 2021 di markas besar PBB.
Baru-baru ini, mewakili Rusia, dia memperingatkan Moldova untuk tidak menganggu tentara Rusia di Transdniestria.
Sergei Lavrov, yang kini berusia 75 tahun, merupakan salah satu tokoh penting dalam politik luar negeri Rusia. Politisi kawakan ini telah menjabat sebagai menteri luar negeri selama 21 tahun.
Ia merupakan anggota kabinet dengan masa jabatan terlama dalam pemerintahan Putin. Menurut informasi dari situs resmi Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov kali terakhir muncul di hadapan publik dalam acara pada 28 Oktober.
Beberapa wawancara video masih dirilis setelah tanggal tersebut. Ketegangan diplomatik antara Rusia dan Amerika Serikat juga terus meningkat.
Presiden AS Donald Trump pada Oktober membatalkan rencana pertemuan dengan Putin terkait perang di Ukraina, dan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskwa.
Ia beralasan Putin tak menunjukkan itikad baik untuk mengakhiri konflik. Lavrov dikenal sebagai sosok yang blak-blakan dan sering melontarkan komentar sinis.
Dia sempat mendampingi Putin dalam kunjungan ke Alaska pada Agustus untuk menghadiri pertemuan dengan Trump. Dalam kesempatan itu, Lavrov menarik perhatian media dengan mengenakan kemeja bertuliskan USSR, mengacu ke inisial nama resmi Uni Soviet.