Ketika Sekolah Gagal Menjadi Ruang Aman Anak
RIAU24.COM - Psikolog klinis dan konselor anak, Winny Suryania, prihatin ketika sekolah dan lingkungan sosial belum bisa menjadi ruang aman untuk anak.
Fenomena perundungan atau bullying di kalangan anak dan remaja di sekolah menjadi buktinya, dikutip dari lompas.com, Sabtu, 15 November 2025.
Data dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menyebut kasus perundungan di lingkungan pendidikan meningkat tajam lebih dari 100 persen dalam setahun terakhir.
Dia yakin, kurangnya kesadaran kolektif dan budaya toleransi di lingkungan sekolah menjadi faktor utama tingginya kasus perundungan.
Pafahal, sekolah memegang peran utama dalam upaya pencegahan dan penanganan bullying.
Agar sekolah dapat menjadi ruang aman untuk anak, yang harus dilakukan adalah membangun budaya aman, inklusif, dan menghargai perbedaan.
"Berdayakan juga murid melalui program peer support, agar siswa dapat saling menjaga dan membantu teman sebayanya," sebutnya.
Tak kalah penting, setiap sekolah memiliki satuan tugas (Satgas) anti-perundungan dan layanan konseling aktif yang bisa diakses seluruh warga sekolah.