Presiden Rusia Vladimir Putin Membela Upaya Kontraterorisme Taliban, Menantang Narasi Pakistan

Amastya 6 Dec 2025, 14:38
Seorang personel keamanan Taliban bersenjata berdiri di samping mantan pecandu narkoba di distrik Daman, Kandahar/ AFP
Seorang personel keamanan Taliban bersenjata berdiri di samping mantan pecandu narkoba di distrik Daman, Kandahar/ AFP

RIAU24.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini mengakui otoritas Taliban di Afghanistan, menekankan bahwa kelompok tersebut telah membuat kemajuan signifikan dalam memerangi terorisme dan mengekang produksi opium.

Dalam wawancara eksklusif dengan India Today, Putin menjelaskan mengapa Rusia secara resmi mengakui pemerintahan Taliban di Kabul.

Pernyataan Putin ini menantang narasi lama Pakistan yang menuduh Taliban mendukung organisasi teroris, khususnya Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP).

Islamabad juga telah menyiratkan bahwa Taliban adalah rezim ‘boneka’ yang dikendalikan oleh India, sebuah tuduhan yang dibantah oleh New Delhi.

Di tengah konflik diplomatik ini, komentar Putin semakin memperkuat klaim Taliban sebagai kekuatan penstabil di Afghanistan.

Ia menekankan, "Setiap negara menghadapi tantangan, dan Afghanistan tidak terkecuali, terutama setelah puluhan tahun konflik internal. Namun, Taliban kini jelas mengendalikan situasi, dan itu adalah kenyataan yang tak terbantahkan."

Putin lebih lanjut menegaskan bahwa Taliban telah membuat kemajuan signifikan dalam memerangi berbagai kelompok teroris, termasuk ISIS-Khorasan dan lainnya.

"Kami sepenuhnya menyadari langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Afghanistan dalam melawan terorisme," ujarnya.

Hubungan diplomatik Rusia dengan Taliban semakin erat, dengan Moskow menjadi negara besar pertama yang secara resmi mengakui pemerintahan yang dipimpin Taliban.

Dalam wawancara tersebut, Putin mengakui upaya Taliban dalam mengurangi produksi opium dan mengatasi ancaman terkait narkoba.

"Pemerintah Taliban secara aktif berupaya memerangi perdagangan narkoba di wilayahnya," ujarnya.

Dukungan presiden Rusia juga membantah tuduhan Pakistan bahwa Taliban melindungi dan mempersenjatai TTP, yang bertanggung jawab atas peningkatan jumlah serangan di Pakistan sejak 2022.

Dengan memuji langkah-langkah kontraterorisme Taliban dan fokus mereka pada ISIS-K, Putin secara implisit berpihak pada narasi Kabul, menjauhkan Rusia dari perspektif Pakistan.

Hal ini terjadi di tengah memburuknya hubungan antara Pakistan dan Afghanistan, yang ditandai dengan pertukaran militer lintas batas yang terus berlanjut dan pengusiran kontroversial Pakistan terhadap lebih dari 500.000 pengungsi Afghanistan.

(***)