Kekerasan di Bangladesh: Pengunjuk Rasa Membakar Kantor-kantor Media Besar Setelah Kematian Sharif Osman Hadi
RIAU24.COM - Protes kekerasan meletus di beberapa kota di Bangladesh setelah seorang pemimpin pemuda, Sharif Osman Hadi, tewas dalam upaya pembunuhan.
Ribuan orang turun ke jalan setelah kematiannya, menuntut penangkapan para pembunuhnya.
Para demonstran yang marah membakar beberapa bangunan di ibu kota, termasuk kantor dua surat kabar terkemuka, dengan staf terjebak di dalamnya.
Hadi, pemimpin pemberontakan pro-demokrasi negara itu pada tahun 2024, adalah tokoh kontroversial yang dikenal karena pendiriannya yang keras anti-India.
Ia ditembak oleh penyerang bertopeng saat meninggalkan sebuah masjid di Dhaka.
Hadi diterbangkan ke rumah sakit di Singapura untuk perawatan, tetapi meninggal dunia akibat luka-lukanya pada hari Kamis (18 Desember).
Setidaknya tiga kasus pembakaran dilaporkan di Dhaka pada Jumat pagi (19 Desember), menurut juru bicara Dinas Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil.
Gedung-gedung surat kabar Daily Star dan Prothom Alo menjadi sasaran serangan tersebut.
Para pengunjuk rasa menuduh kedua surat kabar terbesar itu bersekutu dengan India, tempat mantan perdana menteri, Sheikh Hasina, tinggal setelah penggulingannya.
Reporter Daily Star, Zyma Islam, mengatakan bahwa ia terjebak di dalam gedung yang terbakar.
Menurut para pejabat, api di gedung tersebut berhasil dikendalikan pada pukul 01.40 dini hari, tetapi 27 karyawan terjebak di dalam.
Para pengunjuk rasa juga memblokir jalan raya utama yang menghubungkan Dhaka dengan bagian lain negara itu dan merusak rumah seorang mantan menteri di Chittagong di Bangladesh tenggara.
Kediaman presiden pertama Bangladesh, Sheikh Mujibur Rahman, ayah dari Sheikh Hasina, juga dirusak dan dibakar oleh para pengunjuk rasa yang melakukan kekerasan.
(***)