RIAU24.COM - Pasukan AS pada hari Jumat (19 Desember) melancarkan serangan terhadap lebih dari 70 target kelompok ISIS di Suriah.

Saat mengumumkan serangan tersebut, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat akan memberikan pembalasan yang sangat serius terhadap teroris kejam yang membunuh pasukan AS pekan lalu.

Hal ini terjadi setelah Trump sebelumnya memperingatkan akan membalas dendam terhadap ISIS setelah dua tentara AS dan seorang penerjemah sipil tewas, sementara tiga tentara lainnya terluka di Suriah tengah dalam serangan oleh ISIS.

Dalam unggahan di platform Truth Social miliknya, Trump menulis, “Karena pembunuhan keji ISIS terhadap para Patriot Amerika yang berani di Suriah, yang jiwa-jiwa mulianya telah saya sambut kembali ke tanah Amerika awal pekan ini dalam sebuah upacara yang sangat bermartabat, dengan ini saya mengumumkan bahwa Amerika Serikat akan memberikan pembalasan yang sangat serius, seperti yang telah saya janjikan, kepada para teroris pembunuh yang bertanggung jawab.”

Ia menambahkan, “Kami menyerang dengan sangat kuat terhadap benteng-benteng ISIS di Suriah, tempat yang berlumuran darah dan memiliki banyak masalah, tetapi memiliki masa depan yang cerah jika ISIS dapat diberantas. Pemerintah Suriah, yang dipimpin oleh seorang pria yang bekerja sangat keras untuk mengembalikan kejayaan Suriah, sepenuhnya mendukung hal ini.”

Trump memperingatkan, “Semua teroris yang cukup jahat untuk menyerang warga Amerika diperingatkan — ANDA AKAN DIHUKUM LEBIH KERAS DARIPADA YANG PERNAH ANDA ALAMI SEBELUMNYA JIKA ANDA, DENGAN CARA APA PUN, MENYERANG ATAU MENGANCAM AMERIKA SERIKAT.”

Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa Presiden Suriah, Ahmed al-Sharaa, sangat marah dan terganggu oleh serangan ini, dan menambahkan bahwa akan ada balasan yang sangat serius.

Trump menulis, “Kami berduka atas kehilangan tiga Patriot Amerika yang hebat di Suriah, dua tentara, dan satu penerjemah sipil. Demikian pula, kami berdoa untuk tiga tentara yang terluka yang, baru saja dikonfirmasi, dalam keadaan baik.”

Insiden itu terjadi ketika para tentara sedang melakukan pertemuan dengan pemimpin kunci dalam rangka mendukung operasi kontra-terorisme, ketika patroli gabungan pemerintah AS-Suriah diserang oleh militan ISIS.

(***)