Menu

Siswa SMK Muhammadiyah 3 Demo dan Mogok Belajar Tuntut Kepala Sekolah Diganti, Ternyata Ini Penyebabnya

Riki Ariyanto 15 Jul 2019, 18:35
SMK Muhammadiyah 3 Pekanbaru (foto/int)
SMK Muhammadiyah 3 Pekanbaru (foto/int)

RIAU24.COM -  Senin 15 Juli 2019, Siswa kelas XI dan XII SMK Muhammadiyah 3 Pekanbaru berdemonstrasi dan mogok belajar Senin (15 Juli 2019). Mereka meminta agar Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3, Alisman saat ini diganti.

Selama aksi berlangsung, belasan siswa sempat bersitegang dengan pihak sekolah dan aparat keamanan yang kebetulan berada di sekolah. Meski begitu para siswa tetap berdemonstrasi dengan memegang kertas karton yang berisi tulisan protes kepada kepala sekolah.

zxc1

Muhammad Deo Rianda, seorang siswa menyebut alasan demo karena meminta dua guru honorer yang telah dikeluarkan supaya kembali mengajar. Dua guru tersebut yakni Ahlul Alamsyah dan Gusrianto. "Tolong turuti permintaan kami. Tidak jelas alasannya dua guru honorer itu dikeluarkan," kata Deo.

Pengeluaran dua guru ini dari SMK Muhammadiyah 3 dituding sepihak. "Dua orang itu saja yang dikeluarkan. Sebelum kepala sekolah turun, kami tidak akan membayar SPP," sebut Deo. Selain itu Deo mengungkapkan bahwa para siswa yang juga sempat diancam akan dikeluarkan dari sekolah jika menggelar unjuk rasa.

zxc2

Sementara itu Kepala Tata Usaha SMK Muhammadiyah 3 Kota Pekanbaru Fikrizon menyebut bahwa tim investigasi sudah meminta keterangan Kepala SMK Muhammadiyah 3 Pekanbaru Alisman. Termasuk mengklarifikasi soal pengancaman terhadap para siswa.

"Mengenai ada pengancaman kepala sekolah kepada siswa, memang ada siswa yang menyampaikan itu merasa ada ancaman. Tetapi nanti akan diklarifikasi oleh pimpinan Muhammadiyah, apakah betul kepala sekolah ada ancam-mengancam seperti itu," kata Fikrizon, Senin (15 Juli 2019).

Mengenai dua guru honorer yang diberhentikan, Fikrizon menjelaskan lebih jauh. Guru honorer pertama untuk membantu guru bidang studi PPKN. Karena sudah tahun ajaran baru, jadi guru tersebut tidak dipakai lagi. Kemudian, ada juga guru honor tidak dilanjutkan.

Sementara tuntutan siswa soal dugaan korupsi dana BOS, tim investigasi sudah dibentuk pimpinan Muhammadiyah. "Kebanyakan itu masalah norma. Kalau ada dugaan korupsi seperti yang dituduhkan, itu tidak terbukti," kata Fikrizon. Semua itu berdasarkan laporan tim investigasi.