Menu

Turki Mengutuk Perlakuan Kasar China terhadap Muslim Uighur

Riko 10 Feb 2019, 19:42
Recep Tayyip Erdogan
Recep Tayyip Erdogan

Mengutip Sindonews mengutip dari Al Jazeera, Minggu 10 Februari 2019, mempraktikkan Islam dilarang di beberapa wilayah China, termasuk salat, puasa, menumbuhkan janggut dan mengenakan jilbab bagi wanita Muslim. Mereka yang melanggar larangan itu menghadapi ancaman penangkapan.

Pada Agustus tahun lalu, panel ahli PBB mengatakan mereka telah menerima laporan yang kredibel bahwa lebih dari 1 juta warga Uighur dan minoritas berbahasa Turki lainnya ditahan di tempat yang disebut "kamp pendidikan ulang", di mana mereka dipaksa meninggalkan Islam.

Beijing membantah bahwa para warga Uighur ditahan atas kehendak pemerintah China. Menurut pemerintah, situs yang disebut-sebut sebagai "kam-kamp konsentrasi" itu adalah fasilitas pelatihan kejuruan sukarela yang dirancang untuk memberikan pelatihan kerja dan untuk menghilangkan kecenderungan warga menjadi ekstremis.

China telah mengintensifkan tindakan keras keamanan terhadap warga Uighur yang diberlakukan setelah kerusuhan berdarah 2009. Banyak orang Uighur telah melarikan diri, mayoritas pergi ke Turki.

Bulan lalu, China meloloskan undang-undang untuk "mendikte" Islam dan menjadikannya cocok dengan sosialisme dalam lima tahun ke depan. Tetapi sebagian besar negara mayoritas Muslim belum vokal tentang masalah ini, di mana negara-negara tersebut tidak mengkritik pemerintah China yang merupakan mitra dagang penting.

 

Halaman: 12Lihat Semua