Menu

Tim Gelar Patroli Bersama di Desa Rawan Karhutla Pulau Rangsang

Ahmad Yuliar 9 Aug 2019, 14:56
 Tim antisipasi, dan mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kepulauan Meranti, Riau melakukan patroli bersama/mad
Tim antisipasi, dan mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kepulauan Meranti, Riau melakukan patroli bersama/mad

RIAU24.COM -  MERANTI -Setelah dua desa beda kecamatan dan pulau terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) sejak awal pekan lalu (Desa Kampung Balak, Kecamatan Tebingtinggi Barat dan Desa Gemala Sari, Kecamatan Rangsang), tim antisipasi, dan mengatasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Kepulauan Meranti, Riau melakukan patroli bersama.

Mereka mengecek sejumlah desa yang rawan terjadi bencana Karhutla yang ada di Pulau Rangsang. Sejumlah Desa yang dikunjungi diantaranya, Desa Gayung Kiri, Wono Sari, Gemala Sari dan Tanjung Medang, Kecamatan Rangsang.

Patroli bersama dilakukan pada Kamis (8/8/2019) selama seharian. Tim yang turun terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai koordinator, TNI, Polri, pemerintah dan Masyarakat Peduli Api (MPA) setempat.

Sekretaris BPBD Kepulauan Meranti Nurman, mengatakan bahwa hingga saat ini kondisi siaga darurat Karhutla masih berlaku diseluruh wilayah Provinsi Riau. Dirinya menegaskan bahwa upaya efektif dalam menekan terjadinya Karhutla dengan melakukan sosialisasi dan patroli aktif.

"Semua sektor harus bergerak dan bertanggung jawab,"katanya.

Nurman juga mengapresiasi kesiapan semua pihak. Termasuk pihak PT SRL dan MPA yang siaga dengan baik dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Hal ini juga mengingat bahwa peralatan pembuatan embung dan peralatan pemadam kebakaran disediakan oleh pihak perusahaan.

"Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang tetap bersiap untuk menjaga daerah ini agar Karhutla tetap bisa dicegah," ujarnya.

Komandan Rayon Militer (Danramil) 02 Tebingtinggi Mayor Inf Irwan menambahkan, memasuki cuaca kemarau ini pihaknya harus intens melakukan monitoring dan koordinasi pada titik-titik rawan Karhutla.

"Dari peta kami, khusus di Kabupaten Kepulauan Meranti yang memiliki potensi besar kebakaran itu, banyak terdapat di Desa Gayungkiri, Wonosari, Gemalasari dan Tanjung Medang," ungkap Irwan.

"Makanya kita harus aktif lakukan sosialisasi, patroli, dan koordinasi. Jika ini intens dilakukan, maka saya kira potensi itu dapat kita cegah terjadi," tambahnya.

Menurutnya, kebakaran yang sering terjadi di Kepulauan Meranti sering diakibatkan atas minimnya kesadaran masyarakat.  Baik saat membuka lahan dengan membakar, hingga membuang puntung rokok sembarangan.

"Bhabinkamtibmas, Bhabinsa dan MPA harus terus melakukan sosialisasi. Dan saya juga ucapkan terimakasih PT SRL selalu siap untuk join patroli. Saran saya MPA ini ditambah lagi personilnya karena daerah kita cukup rawan," pungkas Irwan.

Khusus Desa yang rawan Karhutla di Pulau Rangsang, peran SRL yang beroperasi disana dituntut untuk bisa intens membantu. Mulai dari proses antisipasi, maupun dalam mengatasi Karhutla.

Pihak SRL sendiri mengaku saat ini sudah membangun sejumlah fasilitas agar jika terjadi Karhutla, proses pemadaman bisa dilakukan secara maksimal. Diantaranya membangun 2 unit pos pantau dengan ketinggian 28 -30 meter.

"Disalah satu pos pantau kita pasang CCTV dengan jarak pantau mencapai radius 10 kilometer. Selain itu, kita juga membangun 6 titik pos jaga diseluruh Desa Rawan Karhutla sekitar wilayah konsesi perusahaan yang mencapai 18 ribu hektar. Pada setiap pos distambykan sebanyak dua unit mesin pemadam yang bisa menyemprotkan air hingga 2 kilometer," rinci Komandan Regu Pemadaman Kebakaran (RPK) PT SRL, Blok V Rangsang, Ribantu Sinaga.

Selain itu juga, telah dibangun ratusan kanal kecil disekitar wilayah konsesi dan Desa tetangga. "Kanal yang kita bangun lebih dari 300 unit dengan besar mulai 3x4 sampai 6x8 meter. Kemudian juga, kita menyiapkan tenaga kesehatan untuk membantu menjaga kesehatan dan mengobati tim pemadam dan masyarakat sekitar," tambahnya.

Keikutsertaan mereka dalam patroli bersama rutin dilakukan dalam upaya pencegahan. Sehingga Karhutla tidak terjadi lagi nantinya. Khususnya di Pulau Rangsang yang memang cukup rawan.***


R24/phi/mad