Menu

Identitas KKB Papua Penembak Briptu Hedar Terkuak, Ini Perintah Tegas Wapres JK

Siswandi 13 Aug 2019, 22:37
KKB di Papua (ilustrasi) foto: int
KKB di Papua (ilustrasi) foto: int

RIAU24.COM -  Saat ini, Polri telah mengantongi identitias pelaku penembakan terhadap anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Papua, Briptu Hedar. Seperti diketahui, Hedar tewas ditembak saat mencoba melarikan diri dari penyanderaan sekelompok orang tidak dikenal di Kabupaten Puncak, Papua.

Setelah dilakukan penelurusan, pihak Kepolisian akhirnya mengantongi identitas pelaku penyandera dan penembak Briptu Hedar. Pelakunya diduga Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin Goliat Tabuni.

Reaksi keras juga datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Ia memerintah supaya instansi terkait melakukan serangan balik. Hal ini dinilai perlu supaya bisa menimbulkan efek jera bagi pelaku.

Perihal identitas tersangka pelaku pembunuhan terhadap Briptu Hedar tersebut, diungkapkan Kabiro Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo.

"Dia kelompoknya G. Daerah itu dikuasai kelompok G, kemudian yang melakukan eksekusi itu YM, yang melakukan penembakan," terangnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa 13 Agustus 2019.

Dilansir viva, Budi mengatakan, saat tertangkap, Briptu Hedar sedang melakukan penyelidikan di Kampung Usir, Puncak, Papua, terkait KKB. Wilayah tersebut memang menjadi salah satu basis operasi kelompok separatis itu.

"Nggak ada senjata, dia sedang melakukan penyelidikan tanpa identitas kan. Kan dia undercover, semua identitas, senjata, ditinggalkan. Dia masuk sangat dalam ke wilayah itu dan masyarakat sudah sangat resah dengan keberadaan KKB yang mengintimidasi masyarakat setempat," katanya.

Sejauh ini, tim gabungan TNI Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok KKB di Puncak, Papua. Sementara Briptu Hedar telah dimakamkan di Barru, Sulawesi Selatan.

"Baku tembak nggak ada. Tim TNI Polri masih melakukan pengejaran juga. Wilayahnya cukup luas dan kondisi geografisnya cukup ekstrem di sana," katanya.

Serang Balik
Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla memerintahkan TNI dan Polri melakukan penyerangan balik terhadap KKB di Papua yang telah menembak mati Briptu Hedar.

Wapres JK mendesak adanya respons keras dari aparat atas penembakan itu. Dia berharap ada serangan yang menimbulkan efek jera terhadap gerombolan bersenjata tersebut.

"Apabila ada yang menyerang aparat polisi negara, harus diselesaikan, harus diserang balik. Itu harus. Kalau diterima begitu saja itu salah," tegasnya di kantornya.

Namun demikian, Wapres juga menekankan harus ada penyelesaian jangka panjang atas konflik di Papua. Apalagi konflik di wilayah ini telah berlangsung cukup lama. "Yang penting kita selesaikan masalahnya. Secara umum. Supaya Papua itu lebih aman," kata JK.

Wapres Jusuf Kalla juga menyatakan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Briptu Hedar. Kematian korban saat pertugas tentu sangat disesalkan. "Ya tentu kita merasa berduka cita. Memang di daerah konflik selalu ada korban," katanya.

Sebelumnya, Dedi Prasetyo menuturkan, penyanderaan terhadap Briptu Hedar dilakukan di Kampung Usir, Kabupaten Puncak pada saat melakukan tugas.

Awalnya, Briptu Hedar dan rekannya Bripka Alfonso Wakum sedang melaksanakan tugas penyelidikan di wilayah Kabupaten Puncak dengan mengendarai sepeda motor.

"Pada saat di Kampung Usir, Briptu Hedar dipanggil oleh temannya sehingga Bripka Alfonso memberhentikan kendaraannya," ujar Dedi.

Selanjutnya, Briptu Heidar menghampiri temannya tersebut sedangkan Bripka Alfonso menunggu di atas motor. Pada saat Briptu Hedar berbicara dengan temannya tersebut, tiba-tiba sekelompok orang datang dan langsung membawa dan menyandera Briptu Hedar.

Pada sore hari waktu setempat, dikabarkan Briptu Hedar tewas. Briptu Hedar ditembak saat mencoba melarikan diri. Polri pun memberikan penghargaan berupa kenaikan pangkat satu tingkat kepada Briptu Hedar. ***