Menu

Soal Harus Masiku, Demokrat Nilai Menkumham Yasonna Laoly Layak Diberhentikan: Telak Salahnya

M. Iqbal 23 Jan 2020, 11:29
Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon
Ketua DPP Partai Demokrat, Jansen Sitindaon

RIAU24.COM - Keberadaan eks caleg dari PDI Perjuangan, Harun Masiku masih menjadi misteri. Meskipun sejak tanggal 7 Januari dia sudah berada di Indonesia.

Terkait keberadaan Harun, Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly sebelumnya juga bersikukuh jika Harun berada di luar negeri.

Namun belakangan, hal tersebut bertolak belakang dengan yang disampaikan oleh istri Harun, Hildawati Jamrin yang menyebutkan jika suaminya sudah ada di Indonesia sejak 7 Januari dan sempat menyampaikan kabar kepadanya. Tak hanya itu, pihak Imigrasi pun juga meralat pernyataan soal Harun.

zxc1

Mengenai hal tersebut, Ketua DPP Demokrat, Jansen Sitindaon mengatakan jika dalam hal ini Menkumham Yasonna Laoly pantas untuk diberhentikan. Jansen menilai jika dia tidak beres membenahi Imigrasi.

"Mau dari sudut manapun dlm kasus Harun Masiku ini Menkumham pantas diberhentikan. Pernyataan dia Harun tidak di Indonesia, telak salahnya. Delay mendeteksi, berarti selama ini dia tdk beres membenahi Imigrasi sampai Indonesia terlihat seperti negara "antah berantah" baru Merdeka!" kata Jansen dikutip dari akun Twitternya, Rabu, 22 Januari 2020.

Ketika Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa selama 10 tahun, Jansen mengatakan jika Imigrasi tidak pernah sekacau seperti sekarang ini. Hal itu menjadi sorotannya karena pihak Imigrasi menyebutkan ada persoalan perangkat yang ada di Bandara Soekarno-Hatta sehingga sebelumnya tidak diketahui kedatangan Harun itu.
zxc2

"Kami juga pernah mimpin negeri ini 10 tahun. Tapi Imigrasi kita tdk pernah sekacau ini. Sampai tidak bisa bedakan antara "orang keluar negeri dengan keluar Jawa". Pakai istilah delay lagi, sampai 15 hari! Apa sebobrok itu sistem Imigrasi kita? Rasanya tidak. Jelas ini permainan," kata dia lagi.

"Pasca terungkap Harun Masiku ada di Indonesia, sebentar lagi pasti akan ada berita: dia menyerahkan diri. Atau kalau mau dibuat sensasional dan serius dikit: dia ditangkap/dijemput paksa. Tapi keduanya sama saja. Publik sdh tdk percaya sepanjang aktor utamanya tdk ikut ditangkap!," tutur Jansen.