Menu

Dinilai Tak Adil Sama Sekali, Liga Arab Kompak Tolak Rencana Perdamaian Timur Tengah Ala Donald Trump

Siswandi 3 Feb 2020, 10:47
Pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir. Foto: int
Pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir. Foto: int

RIAU24.COM -  Liga Arab dengan resmi menyatakan menolak rencana perdamaian Timur Tengah yang diajukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pasalnya, organisasi negara-negara Timur Tengah itu menilai, rencana perdamaian ala Trump tersebut tidak diinilai tidak adil sama sekali sehingga tidak akan pernah menghasilkan perdamaian yang adil antara Israel dan Palestina.

Keputusan itu, sekaligus menambah panjang daftar negara-negara yang menyatakan menolak rencana yang disebut oleh Trump sebagai "kesepakatan abad ini" tersebut. 

Dilansir okezone, Senin 3 Februri 2020, anggota Liga Arab bertemu di Kairo pada Sabtu, 1 Februari 2020 waktu setempat untuk membahas rencana  Trump tersebut. 

Dalam kesempatan itu, Presiden Palestina Mahmood Abbas mengumumkan dia akan memutuskan semua hubungan dengan AS dan Israel, terkait rencana perdamaian tersebut. Sebelumnya, Palestina juga telah menyatakan menolak rencana Trump tersebut. 

Menurut Abbas, dirinya tidak mau tercatat dalam sejarah sebagai “orang yang menjual Yerusalem”.

Setelah mempertimbangkan posisi Amerika dalam rencana itu, Liga Arab menyatakan berpihak pada Abbas dan menolak rencana itu dengan suara bulat. Dalam komunike bersama, para pejabat dari 22 negara anggota mengatakan kesepakatan itu tidak akan menghasilkan perdamaian yang adil antara kedua belah pihak. 

Liga Arab juga menyatakan bahwa organisasi itu tidak akan bekerja sama dengan AS untuk mengimplementasikan rencana perdamaian Trump itu.

Dalam keterangannya, Wakil Ketua Liga Arab Hossam Zaki mengatakan, keputusan tersebut berlaku penuh untuk semua anggota Liga Arab. 

"Posisi ini wajib untuk setiap (negara anggota)," tegasnya, seperti dilansir russia today.

Tak Adil Sama Sekali 

Pihaknya menilai, ersyaratan proposal Amerika sama sekali tidak adil bagi Palestina. Dalam proposal itu disebutkan, sekitar sepertiga dari wilayah Palestina yang ada saat ini, akan diserahkan ke Israel. 

Sebagai 'gantinya', Israel dapat memberi Palestina 14 persen dari tanah gurun, sebagai imbalan atas tanah subur dan sumber air di Tepi Barat. 

"Itu tidak adil bagi pihak Palestina,” tegasnya. 

Tak hanya itu, dalam rancangan 'perdamaian ala Trump' itu juga disebutkan, permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki akan disahkan, dan negara Yahudi itu akan mencaplok wilayah luas tanah subur Palestina. 
Meski dalam rencana itu Trump menyatakan akan negara Palestina yang berdaulat, namun ibukota Palestina akan berlokasi di luar Yerusalem Timur, dengan keamanan serta kebijakan perbatasannya akan diputuskan oleh Israel.
Tak hanya itu,  rencana tersebut mengakui keseluruhan Yerusalem, termasuk situs-situs suci di Temple Mount, sebagai properti Israel.

Yerusalem diklaim sebagai ibu kota oleh Israel dan Palestina. Dengan menyerahkan kota itu ke Israel, pemerintahan Trump diprediksi sudah mengantisipasi terjadinya penolakan oleh Abbas dan negara-negara Arab. ***