Menu

Budidaya Manggot BSF Diharapkan Mampu Tingkatkan Perekonomian Petani dan Nelayan

Khairul Amri 6 Feb 2020, 16:09
Direktur Polairud Polda Riau Kombes Badaruddin tengah melihatkan hasil budidaya pakan untuk makanan ternak.
Direktur Polairud Polda Riau Kombes Badaruddin tengah melihatkan hasil budidaya pakan untuk makanan ternak.

Dia menjelaskan, BSF tak sulit mendapatkannya dari alam. Begitu dapat, lalat tinggal diletakkan dalam kandang ditutup jaring dan dikasih air di dasar kandang agar semut tidak masuk.

Dalam kandang, disusun kayu-kayu kecil bercelah untuk lalat bertelur. Telur ini lalu diambil dan dimasukkan ke toples berisi serbuk serta buahan busuk yang sudah digiling untuk penetesan.

"Dalam tiga hari akan menetes, bagi yang jeli matanya akan terlihat larva berukuran sangat kecil. Ini harus dipindahkan ke wadah lain berisi serbuk kemudian ditutup pakai kulit buah nangka atau lainnya sebagai makanan larva," terangnya.

Larva atau Maggot BSF tadi sudah bisa dijadikan pakanan ikan, ayam ataupun bebek. Kandungan protein hingga 60 persen pada maggot membuat ikan dan ternak tumbuh sehat.

"Nah, maggot yang berusia 45 hari dimasukkan ke kandang supaya bisa jadi lalat. Untuk lalat sendiri umurnya tidak panjang, jantan usai kawin mati, betina usai bertelur mati. Telurnya diambil begitu seterusnya," terang Badaruddin.

Masyarakat tidak perlu takut karena Maggot BSF sudah terbukti baik. Beda halnya dengan pakan yang dijual di pasaran yang tidak diketahui ada campuran kimianya.

Halaman: 123Lihat Semua