Menu

Rusia dan Turki Sepakat Gencatan Senjata di Idlib

Riko 7 Mar 2020, 17:53
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Presiden Rusia Vladimir Putin serta presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sepakat untuk melakukan gencatan senjata dalam perperangan yang terjadi di Idlib, Suriah

Kesepakatan keduanya terjadi pada Kamis 5 Maret 2020 kemarin setelah mereka bertemu untuk membicarakan hal itu selama enam jam di Moskow. 

Putin berharap gencatan senjata ini bisa mengakhiri penderitaan yang dialami rakyat sipil serta krisis kemanusiaan di Idlib dan Aleppo Suriah

"Kedua belah pihak sepakat untuk menyetujui sejumlah perjanjian. Pertama menghentikan seluruh tindakan militer di sepanjang garis pertempuran di Idlib pada 6 Maret pukul 00.00 waktu setempat. Kedua, membentuk zona aman selebar enam kilometer ke arah utara dan selatan di jalur M4," kata Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

Lavrov menambahkan, pasukan Turki dan Rusia akan berpatroli bersama di jalur jalan tol M4 dari kawasan pemukiman Tronba sampai Ein Elhamra mulai 15 Maret mendatang.

Pertempuran antara pasukan Turki yang membantu pemberontak dengan pasukan Suriah yang dibantu Rusia terjadi sejak Februari lalu. Pasukan Suriah menggelar operasi militer untuk mengakhiri perang dan menumpas pemberontak serta merebut kembali Idlib serta Aleppo.

Erdogan mengatakan status Idlib saat ini belum ditentukan karena serangan pasukan Suriah terhadap tentaranya.

"Kami berupaya aktif dan tegas untuk membuat perjanjian gencatan senjata permanen. Jika ada serangan dari rezim (Suriah), maka kami akan membalas dengan seluruh kekuatan yang kami punya," kata Erdogan.

Pertempuran sengit beberapa pekan terakhir telah menewaskan puluhan tentara Turki. Sebanyak 34 tentara Turki tewas akibat serangan udara yang diluncurkan pasukan pemerintah Suriah di Provinsi Idlib, pada 28 Februari.

Sementara itu, Turki pada 1 Maret lalu mereka menyerang pasukan Suriah yang didukung Rusia, dan menembak jatuh dua pesawat tempur Suriah yang menewaskan 19 tentara melalui serangan pesawat nirawak.

Kelompok Observasi Hak Asasi Manusia untuk Suriah mengatakan, pertempuran kedua pihak kembali berlanjut pada Kamis kemarin dan menewaskan setidaknya 15 warga sipil akibat serangan udara yang dilancarkan Rusia


Sumber: CNN