Menu

Sudah Ratusan Warganya Meninggal Akibat Corona, Tapi Negara Ini Dianggap Terlalu Santai Merespon

Siswandi 4 Apr 2020, 16:46
Ilustrasi, salah satu kawasan rapat penduduk di Swedia. Foto: int
Ilustrasi, salah satu kawasan rapat penduduk di Swedia. Foto: int

Langkah yang lebih tegas adalah melarang pertemuan lebih dari 50 orang dan melarang kunjungan ke panti jompo.

Menurutnya, imbauan-imbauan tersebut telah memberikan efek nyata. Diperkirakan sepertiga warga Stockholm, ibu kota Swedia, kini bekerja dari rumah.

Namun bertolak belakang dengan kebanyakan negara Eropa, restoran dan sekolah-sekolah tetap buka. Bahkan meski jalan-jalan di Stockholm -- pusat wabah virus corona di Swedia -- kurang ramai dari biasanya, namun masih jauh untuk disebut sebagai kota hantu.

Sejauh ini tampaknya publik juga mendukung kebijakan pemerintah Swedia. Sebuah polling yang dirilis awal pekan ini oleh firma analis Novus menunjukkan, bahwa kepercayaan pada pemerintah meningkat signifikan pada Maret, dengan 44 persen responden mengatakan sangat percaya pada Perdana Menteri Stefan Lofven. Angka ini naik dari 26 persen pada Februari lalu.

Namun tidak semua mendukung kebijakan pemerintah Swedia tersebut. Salah satunya adalah Marcus Carlsson, seorang ahli matematika di Lund University. Karena sikap pemerintah Swedia yang seperti itu, ia menuduh pemerintah Swedia bermain "roulette Rusia dengan penduduk Swedia". ***

Halaman: 12Lihat Semua