Menu

Jelas-jelas Dilarang Pemerintah, Tawaran Jasa Mengantar Mudik Malah Bejibun di Media Sosial

Siswandi 28 Apr 2020, 13:38
Warga yang ingin mudik dan sudah sampai di Pelabuhan Merak, Banten, akhirnya disuruh petugas kembali berbalik arah. Foto: int
Warga yang ingin mudik dan sudah sampai di Pelabuhan Merak, Banten, akhirnya disuruh petugas kembali berbalik arah. Foto: int

RIAU24.COM -  Pemerintah sudah resmi melarang mudik pada tahun ini. Kebijakan itu ditempuh sebagai salah satu upaya untuk menangkal penyebaran virus Corona, yang masih mewabah di Tanah Air. 

Namun berbeda dengan kebijakan pemerintah, saat ini malah marak beredar tawaran jasa mengantar mudik. Salah satunya, seperti yang terpantau detik, Selasa 28 April 2020, terjadi di media sosial Facebook. 

Salah seorang pengguna Facebook secara terang-terangan menawarkan jasa mengantar pemudik di beberapa grup. Bahkan dengan bangganya salah satu pengguna Facebook yang menawarkan jasa mengantar pemudik itu menulis, "siap menerobos blokade jalan buat antar njenengan (Anda) sampai tujuan dengan aman dan nyaman."

Tak hanya itu, ada pula pelaku bisnis travel yang bersyukur bisa lolos dari penyekatan. Kejadian itu kemudian diunggahnya di Whatsapp Stories. Namun ujung-ujungnya, ia membuka pemesanan untuk mereka yang ingin mudik.

Diberi Sanksi 
Terkait fenomena itu, pengamat transportasi dari Institut Studi Transportasi, Darmaningtyas, mengatakan, pihak yang menawarkan jasa antar pemudik sebaiknya segera ditindak. Sebab, pemerintah sudah melarang masyarakat untuk mudik agar tidak menyebarkan virus Corona.

"Memang keluhan itu muncul di mana-mana. Operator sudah mengeluhkan banyak angkutan pribadi yang dipakai untuk AKAP (antar kota antar provinsi), kendaraan pribadi tapi fungsinya AKAP. Kalau travel kan pelat kuning, tapi ini pelat hitam tapi fungsinya AKAP karena (mengantar) sampai Cirebon, Tegal, bahkan sampai ada yang sampai Yogya. Ini saya kira memang harus ditindak," lontarnya. 

Menurutnya, pihak berwenang jika ingin bekerja keras harus melacak pemilik akun yang menawarkan jasa antar pemudik itu. "Langsung ditangkap saja," tegasnya. 

Sebelumnya, masih banyak ditemui pemudik colongan. Di lapangan malah masih ada bus yang 'colongan' mengantar pemudik di tengah larangan mudik. 

Kondisi itu diakui Direktur Utama PO SAN Putra Sejahtera, Kurnia Lesani Adnan. "Kami di terminal Pekanbaru diminta untuk tidak berangkat, juga di Jambi disetop. Yang kami bingung, pagi tadi kami monitor di Merak, itu ada beberapa PO yang ke jurusan Pati, tetap turun (dari kapal) dan tetap jalan," kata Sani dalam diskusi melalui video conference bersama Institut Studi Transportasi, Minggu akhir pekan lalu. 

Dia juga memonitor beberapa operator bus masih ada yang tetap bisa jalan. Menurutnya, bus-bus itu sampai melalui jalan tikus.

"Ini capture yang kurang tegas dan intensnya dari aparat. Kalau saya cermati ini terjadi di malam hari, di perbatasan-perbatasan. Ada beberapa teman-teman PO tahu lah kondisi dan rahasia di lapangan. Ada yang membawa penumpangnya dari Jakarta dibawa sampai ke Karawang, dari Karawang (naik) bus start dari Karawang ke Jawa Tengah dan ke Jawa Timur," ungkapnya lagi. ***