Menu

Said Didu Pertanyakan 3 Hal ini Soal Bio Farma dan Sinovac Teken Kerja Sama Vaksin Covid-19

M. Iqbal 21 Aug 2020, 09:06
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu menanggapi tentang PT Bio Farma yang melakukan penandatanganan kerja sama terkait vaksin Covid-19 dengan perusahaan asal China, Sinovac.

Dilihat dari akun Twitternya, @msaid_didu dia mempertanyakan tiga hal terhadap kerjasama vaksin asal China itu.

"Ada 3 pertanyaan dibalik kerjasama ini:
1) vaksin baru diujicoba (blm tentu sukses) tapi sdh dibeli - bagaimana kalau gagal?

2) akan terjadi monpoli pasar Indonesia oleh vaksin China - bagaimana nasib produk dlm negeri?
3) krn dibeli oleh negara, bagaimana prosesnya?" tanyanya, Jumat, 21 Agustus 2020.

Seperti dikutip dari Kontan.co.id, penandatangan itu disaksikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir saat melakukan kunjungan di Sanya, Hainan, China.

"Kami berdua menyaksikan penandatanganan perjanjian antara Bio Farma dan Sinovac untuk memperkuat kerja sama vaksin, ada dua dokumen yang ditandatangani antara Sinovac dan Bio Farma," ujar Retno.

Dokumen pertama adalah "Preliminary Agreement of Purchase and Supply of Bulk Product of Covid-19 Vaccine" yang menyepakati komitmen ketersediaan suplai vaksin hingga 40 juta dosis vaksin.

"Menyepakati komitmen ketersediaan suplai bulk vaccine hingga 40 juta dosis vaksin mulai November 2020 hingga Maret 2021," ujar Retno.

Kemudian dokumen kedua yang ditandatangani Sinovac dan Bio Farma adalah MoU untuk komitmen kapasitas bulk vaccine 2021.

"Di mana Sinovac akan memberi prioritas kepada Bio Farma untuk suplai bulk vaccine setelah 2021 hingga akhir tahun 2021. Ini adalah kerja sama yang cukup panjang antara Bio Farma dan Sinovac," lanjutnya.