Menu

Medsos Kerap Jadi.Alat Bagi Jaringan Teroris Sebarkan Paham Radikal, Masyarakat Wajib Waspada

Siswandi 1 Oct 2020, 23:07
Suasana pembukaan kegiatan Ngopi Coi yang ditaja FKPT Riau. Foto: ist
Suasana pembukaan kegiatan Ngopi Coi yang ditaja FKPT Riau. Foto: ist

RIAU24.COM -  Seiring dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, membuat media sosial (medsos) menjadi salah satu sarana Yang oaling digandrungi masyarakat.  Namun di sisi lain  kondisi ini membuka celah bagi jaringan teroris untuk menyebarkan paham radikal secara terbuka. Karena itu, masyarakat diminta waspada dan menjaring informasi yang beredar di medsos secara hati-hati. 

Hal itu dilontarkan Kasi Materi Pembinaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) MPT, Andri Taufik, saat pembukaan kegiatan Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia (Ngopi Coi) yang digelar Forum Koordinasi Pengendalian Terorisme (FKPT) Riau, Kamis 1 Oktober 2020 di Pekanbatu. 

Dikatakan, karena sifatnya yang begitu terbuka, medsos juga kerap dijadikan alat menyebarkan hiaks, ujaran kebencian serta informasi negatif. 

"Karena itu masyarakat harus waspada dan berhati-hati dalam menyaring informasi.di medsos supaya tidak sampai terjebak," ingatnya. 

Lebih dari itu, pihaknya menemukan bahwa jaringan teroris juga menjadikan medsos sebagai alat untuk propaganda, hingga sarana dalam hal perekrutan anggota.

Sebagai negara yang sedang berkembang, jumlah pengguna internet di Indonesia terus bertambah secara signifikan.  Saat ini jumlahnya telah mencapai 132,7 juta pengguna. Karena itu,  pihaknya menyadari kondisi ini patut diwaspadai khususnya dalam mengantisipasi terciptanya celah bagi jaringan teroris tersebut.  

"Kita sepakat bahwa radikalisme dan terorisme adalah musuh bersama. Untuk itu secara bersama pula kita hadapi," terangnya.

Ditambahkannya dua hal ini telah menjadi ancaman karena berpotensi merusak keutuhan bangsa dan negara. Karena paham radikal bisa merusak nilai-nilai toleransi yang selama ini mwrupakan ciri khas masyarakat dan bangsa Indonesia.  

Namun demikian,  Andri juga mengatakan, begitu terbukanya ruang oada medsos juga menciptakan peluang bagi negara untuk menangkis serangan paham radikal itu. Salah satunya adalah dengan menyebarkan informasi positif, yang dalam hal ini butuh dukungan dari segenap lapisan masyarakat di Tanah Air. 

Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan pihaknya menyambut baik digelarnya kegiatan ini. Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Asisten I Setdaprov Riau, Jenri Salmon Ginting, Gubri Syamsuar mengatakan pihaknya menyambut baik dengan dilaksanaknanya kegiatan Ngopi Coi yang digelar BNPT.

"Menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin ketat di era globalisasi dan perubahan cepat yang mendasar, bangsa Indonesia masih dihadapkan dengan permasaahan dalam negeri yang mengancam persatuan dan kesatuan. Termasuk kemajuan teknologi digital yang dimanfaatkan secara maksmal dalam program pendidikan terorisme, propaganda dan perekrutan anggota baru," katanya.

Begitu pula halnya dengan penyebarluasan berita hoaks, ujaran kebencian dan penyebaran informasi negatif lainnya yang terus menerus melalui berbagai platfom media sosial. 

Menurut Gubri yang juga membuka kegiatan itu, sangat diharapkan pengguna internet bijak dalam memilih dan memilah informasi yang ada di media sosial.

Kegiatan Ngopi Coi ininmelubatkan beberoa kalangan. Mulai unsur media massa, unsur pemerintah, aparat desa dan Babinsa dan Babinkamtibmas. ***