Menu

Kisah Bocah Indonesia yang Nekat Bersepeda Di Bawah Terik Matahari Untuk Menjual Kue Demi Menghidupi Keluarganya Jadi Viral di Malaysia

Devi 24 Oct 2020, 09:58
Kisah Bocah Indonesia yang  Nekat Bersepeda Di Bawah Terik Matahari Menjual Kue Demi Menghidupi Keluarganya Jadi Viral di Malaysia
Kisah Bocah Indonesia yang Nekat Bersepeda Di Bawah Terik Matahari Menjual Kue Demi Menghidupi Keluarganya Jadi Viral di Malaysia

RIAU24.COM -  Sementara kebanyakan dari kita bekerja dari kenyamanan rumah kita sendiri, masih banyak di luar sana yang berjuang untuk bertahan hidup, tidak yakin kapan makanan mereka selanjutnya.

Dan yang lebih parah lagi adalah sebagian dari mereka adalah anak-anak. Pembuat konten Indonesia, Rahmadi, melalui akun Instagram-nya menampilkan seorang bocah lelaki berusia 14 tahun yang bersepeda di sekitar Barabai, Indonesia, menjual kue-kue setelah ayahnya kehilangan pekerjaan.

Dia menulis, “Kebanyakan anak seusianya lebih suka bermain dengan teman mereka atau dengan gadget, tapi dia harus berkeringat untuk bertahan hidup. Namanya Muhammad Haiqal dan dia berumur 14 tahun. Dia tinggal di sebuah rumah kontrakan di gang Hijrah di Kalimantan Selatan. Sejak wabah Covid-19, ayahnya yang dulunya bekerja sebagai kuli bangunan tidak lagi memiliki pekerjaan. Karena itu, dia terpaksa menjual kue-kue lokal. ”

Dia menceritakan bahwa bocah lelaki itu akan keluar rumah pada pukul empat pagi untuk mulai menjual kue-kue dan hanya akan pulang ke rumah pada malam hari.

“Menurutnya, dia akan meninggalkan rumahnya pada pukul 04.00 untuk menjual kue-kue tersebut hingga habis pada pukul 10.00 atau 11.00. Setelah itu, pada pukul dua siang, ia akan kembali berjualan di jalanan hingga malam tiba. Kegigihan Haiqal dalam bekerja mungkin tidak seperti yang dia harapkan karena mimpinya adalah memiliki ponsel, ponsel apa pun untuk belajar, dan itu belum tercapai, '' tambahnya.

Rahmadi, yang juga seorang anak yang kurang mampu, berbagi cerita anak laki-laki tersebut (dan banyak lainnya) dengan harapan dapat menjelaskan kepada mereka yang kurang beruntung dari kita. Rahmadi lahir dari seorang ayah yang merupakan seorang tukang sampah dan seorang ibu yang berjualan gorengan, dan selalu percaya untuk membantu orang lain yang kurang beruntung darinya.

Halaman: 12Lihat Semua