Menu

Keterlaluan, Terungkap Lagi Perlakuan yang Dialami Muslim Uighur di China, Diduga Dipaksa Makan Daging Babi Setiap Hari Jumat

Siswandi 30 Dec 2020, 13:02
Muslim Uighur di Xinjiang, China. Foto: aljaezeera
Muslim Uighur di Xinjiang, China. Foto: aljaezeera

RIAU24.COM -  Kisah kelam tentang perlakuan terhadap kaum muslim Uighur di China, terus saja terungkap ke permukaan. Berbagai tekanan telah mereka rasakan dari penguasa komunis China. Selain dilrang melaksanakan ibadah, ada satu pengakuan baru yang benar-benar mengejutkan. Yaitu, kaum muslim di daerah itu diduga dipaksa untuk makan daging babi. 

Padahal telah diketahui bersama bahwa bagi umat Muslim, makan daging babi adalah haram hukumnya. 

Parahnya lagi, mereka diharuskan melakukan perbuatan itu pada hari Jumat. Padahal seperti diketahui, hari Jumat merupakan salah satu hari istimewa dalam Islam, di mana kaum muslim pria bersama-sama melaksanakan Salat Jumat berjamaah. 

Kondisi itu diungkapkan seorang wanita bernama Sayragul Sautbay, lewat sebuah buku yang baru diterbitkan. Sayragul Sautbay merupakan mantan tahanan di kamp konsentrasi di Xinjiang, China. Saat ini, ia bekerja sebagai dokter di Swedia. 

Sautbay sendiri sudah lebih dari dua tahun sejak ia dibebaskan dari kamp tersebut. Namun demikian, ia mengaku masih merasakan trauma dengan penghinaan dan kekerasan yang dialaminya selama di berada di dalam tahanan.

"Setiap Jumat kami dipaksa makan daging babi. Mereka sengaja memilih hari yang suci bagi umat Islam," ungkapnya, yang dilansir aljazeera (4/12/2020).

Dilansir ulang detik, Rabu 30 Desember 2020, dalam bukunya itu Sautbay juga menceritakan apa saja yang dialami kaum perempuan muslimah Uighur. Mulai dari pemukulan, kekerasan seksual hingga pemaksaan sterilisasi.

Ditambahkannya, jika ada muslim Uighur yang menolak perintah itu, maka alamat mereka akan menerima yang berat. 

Diduga, aturan itu dirancang untuk menimbulkan rasa malu dan bersalah pada tahanan Muslim.

"Sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata. Saya merasa seperti saya adalah orang yang berbeda. Di sekitarku menjadi gelap. Sangat sulit untuk menerimanya," ungkapnya lagi. 

Untuk diketahui, Kamp konsentrasi di Xinjiang, China sendiri sudah digunakan sejak tahun 2017. Sejak keberadaannya terungkap di dunia internasional, kecaman demi kecaman terus datang bertubi-tubi, mengecam dan mengutuk fasilitas itu. Namun dalam beberapa kesempatan, penguasa komunis China selalu membantah tuduhan terkait kampt tahanan itu dengan berbagai dalih. 

Tak hanya itu, pemerintah komunis China juga dikabarkan akan menggunakan Xinjiang sebagai wilayah peternakan babi. Tentu saja itu sangat bertentangan dengan kehidupan kaum Muslim Uighur yang menetap di kawasan itu. ***