Menu

Sekretaris Jendral PBB Kecam Aparat Keamanan Myanmar Sebab Gunakan Peluru Untuk Hadapi Pendemo, 18 Orang Tewas

Amerita 1 Mar 2021, 15:39
google
google

RIAU24.COM -  Demo menentang kudeta di Myanmar masih berjalan hingga kini, jumlah korban tewas pun semakin meningkat yakni mencapai 18 orang.

Melansir dari CNN, laporan tersebut disampaikan oleh Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut mereka, selain 18 korban jiwa, 30 lainnya luka-luka dalam bentrokan antara demonstran dan aparatur keamanan Myanmar.

Lewat pernyataannya kepada Associated Press, Kantor HAM PBB menyampaikan tewasnya 18 orang warga sipil karena peluru yang ditembakkan ke arah kerumunan.

"Jatuhnya korban tewas dikarenakan aparat keamanan menembakkan peluru tajam ke arah kerumunan pendemo di Yangon, Dawei, Mandalay, Myeik, Bago dan Pokokku," demikian isi pernyataan Kantor HAM PBB, dikutip dari Associated Press, CNN, Senin (1/3).

Sekretaris Jenderal PBB mengecam sikap dan langkah yang diambil aparat keamanan Myanmar yang menembakkan peluru ke kerumunan untuk menghadapi para demonstran.

"Sekjen PBB mendesak warga dunia untuk bersama-sama memberikan sinyal tegas kepada militer Myanmar supaya mereka menghormati keinginan rakyat yang disampaikan dalam pemilihan umum dan menghentikan tindakan represif," kata Gutteres melalu juru bicaranya, Stephane Dujarric.
Sejumlah awak media yang berniat meliput aksi demonstran pun ikut ditangkap aparat keamanan Myanmar, salah satunya adalah Thein Zaw, seorang koresponden Associated Press.

Seperti dikutip dari CNN, hingga saat ini, jumlah korban tewas dalam aksi unjuk rasa pada pekan lalu masih simpang siur. Sejumlah media massa setempat menuliskan setidaknya ada 19 orang yang meninggal, dan sepuluh laporan lain tentang demonstran yang meninggal sampai saat ini belum dikonfirmasi.