Menu

Di Pelabuhan Roro Mobil Bermuatan Pasir Hampir Jatuh ke Laut

Dahari 19 Mar 2021, 16:00
Mobil bermuatan pasir diroro Bengkalis
Mobil bermuatan pasir diroro Bengkalis

RIAU24.COM - BENGKALIS - Proyek perbaikan Movable Bridge (MB) pelabuhan roro 1 Desa Air Putih hampir saja memakan korban. 

Satu unit mobil  pick up yang bermuatan sirtu (pasir dan batu) hampir jatuh ke dalam laut saat sedang melewati MB karena mobil slip. Beruntung mobil itu tertahan oleh wire rope (tali baja) kapal yang ada di sisi luar MB.

Peristiwa ini terjadi Jumat 19 Maret 2021 saat itu, kapal roro dari Sei Selari tiba pelabuhan roro 1 Air  Putih. Menurut sejumlah saksi mata yang melihat langsung kejadian tersebut, mobil pick up berusaha naik ke pelabuhan dengan mengambil posisi sebelah kanan MB.

Karena sisi yang satunya lagi sedang  dalam perbaikan. Namun, mungkin karena kondisi MB yang licin mobil gagal untuk naik.

Malahan mobil makin bergerak keluar MB dan akhirnya ban belakang kanan sopir keluar jalur. Beruntung di sisi luar MB terdapat tali baja yang menahan mobil tersebut. 

Aksi penyelamatan segera dilakukan dengan mengikat bagian sisi kiri mobil untuk membantu agar tidak terjungkal ke laut. Kemudian membuang muatan berupa sirtu sebelum akhirnya bisa keluar dari MB. 

Kadis Perhubungan Bengkalis Zul Asri saat dihubungi membenarkan adanya  mobil yang tegelincir  dan hampir terjun ke laut.

“Tempat keluar mobil basah dan kemungkinan ban mobil botak, jadi licin dan sulit nanjak,”ungkap Zul Asri, Jumat 19 Maret 2021.

Senada disampaikan Kabid Pelayaran Dishub Bengkalis, Ngawidi. Ngawidi mengakui bahwa memang pihaknya sedang melakukan perbaikan terhadap beberapa fasilitas penyeberangan. 

Termasuk salah satu sisi MB di pelabuhan roro 1, sehingga kendaraan yang keluar masuk hanya menggunakan sisi lain yang masih bagus.

Walau tidak leluasa sebagaimana dalam kondisi normal, Ngawidi mengatakan umumnya kendaraan bermotor terutama kendaraan roda empat bisa melalui dengan mudah.

“Kejadian tadi itu pas MB-nya basah kena hujan, ditambah pula mungkin bannya botak dan muatan berat. Jadi licin dan sulit untuk naik,”ungkap Ngawidi.

Saat ditanya mengapa tidak gunakan saja pelabuhan roro 2 mengingat pelabuhan roro 1 sedang perbaikan, Ngawidi beralasan kalau kedua-dua pelabuhan dipergunakan. 

“Tidak bisa pula  kita tutup sementara (pelabunan roro 1,red), karena antrian bisa lebih panjang, masyarakat bisa marah. Apalagi sebenarnya pelabuan (roro 1,red) ini masih bisa digunakan, yang terpenting adalah pengendara harus hati-hati dan awal kapal ikut membantu mengarahkan kendaraan-kendaraan yang keluar masuk,”pungkasnya.