Menu

Ruhut Sitompul Sebut AHY Bau Kencur dan Beri SBY Pepatah Menohok, Marzuki Alie Sepemikiran?

Amerita 20 Mar 2021, 08:18
google
google

RIAU24.COM -  Mantan Ketua DPR Marzuki Alie tampak menyetujui ungkapan Ruhut Sitompul di mana ia menyebut AHY sebagai Ketua Umum bau kencur.

"Ketumnya AHY masih bau kencur suka memfitnah pembunuhan karakter berita bohong tipu muslihat lahirlah KLB Sibolangit Ketum PD Pak Moeldoko. Sekjen JAM MERDEKA," kata Ruhut Sitompul melalui akun Twitter-nya, Jumat (19/3).
zxc1
Ruhut Sitompul juga memberi ungkapan pepatah 'ibarat menepuk air didulang terpercik muka sendiri' untuk menggambarkan SBY dalam podcastnya baru-baru ini.

"Pak SBY dipodcast ibarat menepuk air didulang terpercik muka sendiri itulah yg dilakukan kader-kader Demokrat sekarang," ujar Ruhut lagi.

Setuju, Marzuki Alie tampak ikut mengomentari cuitan Ruhut Sitompul.


"Kadang-kadang abang kita ini pemikirannya perlu didengar juga," ujar Marzuki Alie pada Ruhut, Jumat (19/3).

Keduanya tengah membahas isi podcast Presiden Indonesia keenam sekaligus Ketua Majelis Tinggi Pertimbangan Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang diunggah melalui laman Facebook SBY, Kamis (18/3).

Dilansir dari Kompas, cerita puitis yang ditulis langsung oleh SBY itu mengisahkan tentang sosok yang sedang berkontemplasi untuk mencari hikmah dan cobaan yang baru ia alami.

Dalam cerita berdurasi 18 menit 42 detik itu, SBY mengungkit tentang polemik partai politik.

"Dalam kekuatan iman yang kumiliki, aku bertanya kepada Sang Pencipta, juga mengadu, mengapa cobaan ini mesti datang seperti ini. Perbuatan dan perlakuan sejumlah 'sahabat' yang sangat melukaiku," tulis SBY.
zxc2
"Juga melukai orang-orang yang setia, yang mencintai dan berjuang di sebuah perserikatan partai politik, yang selama 20 tahun aku juga ikut bersamanya," imbuh SBY.

SBY jug mengungkit praktik politik yang halalkan segala cara guna raih kekuasaan dan uang.

"Terkadang uang dan kekuasaan menyatu, menjelma menjadi kekuatan maha dahsyat yang bisa melindas dan menggilas siapa saja. Menghalalkan segala cara bukanlah sebuah aib dan pertanda matinya etika," tegasnya.