Menu

Bawa Pengawal dari Flores, PT Mentari Kembali Coba Garap Lahan di Sungai Raya, Nyaris Bentrok Dengan Warga

Satria Utama 25 Mar 2021, 06:06
Adu mulut warga Sungai Raya dengan pengawal dari Flores
Adu mulut warga Sungai Raya dengan pengawal dari Flores

RIAU24.COM -  Inhu - Alat berat ekscavator jenis Sany milik perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Mentari yang beroperasi di Desa Talang Jerinjing Kecamatan Rengat Barat, kembali merongrong masuk ke lahan masyarakat Desa Sungai Raya Kecamatan Rengat, Rabu (24/3/2021). Kali ini alat berat itu dikawal lebih kurang 30 orang dari Nusa Tengara Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB) yang baru sehari tiba di Indragiri hulu (Inhu) Riau.

Petani di Sungai Raya yang saat itu sedang berada di kebun, sontak memberitahukan kepada keluarganya tentang adanya rombongan yang mengawal alat berat untuk menggarap lahan perkebunan masyarakat Sungai Raya. 

"Kami diberitahukan kalau lahan kami digarap dengan menggunakan alat berat dan banyak pengawal. Saat saya sampai di lokasi memang saya lihat ada karung yang berisi pedang samurai dan setiap orang kulit hitam itu terlihat membawa senjata tajam yang diselipkan di pinggang," kata tokoh masyarakat Sungai Raya, Bahtiar.

Bahtiar mengaku terkejut atas apa yang dilakukan pihak perusahan PT Mentari. Sepengetahuannya, PT Mentari tidak memiliki izin penguasaan lahan di Desa Sungai Raya. "Lahan ini merupakan lahan turun temurun nenek moyang orang Melayu di Sungai Raya," ujar Bahtiar.

Kata Bakhtiar, ketika petani yang bekerja di lahan menelpon dirinya saat melihat alat berat masuk kelahan masyarakat, dirinya langsung menyarankan agar masyarakat di lokasi lahan  tidak main hakim sendiri, dan menunggu dirinya dan rombongannya dari luar serta penasehat hukum masyarakat Sungai Raya dari LBH Indragiri tiba di lokasi. "Saya tenangkan masyarakat lewat telpon, untung masyarakat mau mendengarkan ucapan saya," jelas Bahtiar. 

Di areal lahan masyarakat, petani yang berkumpul lebih kurang berjumlah 30 orang kalah banyak jumlahnya dengan karyawan perusahaan yang mengawal alat berat yang bekerja. Kehadiran pengawal dari Indonesia Timur yang berjumlah 30 orang plus pekerja perusahaan tampaknya sengaja dihadirkan pihak perusahaan untuk bentrok dengan warga.

Halaman: 12Lihat Semua